Sabtu, 20 Juni 2015

Gigitan Nyamuk

Ketika nyamuk menggigit, bukan menyedot.

Diperankan oleh Lubis dan Katon

Keyword: komik strip, komik gono gini, komik, komik Indonesia, nyamuk, gigitan, komedi, humor, Louis Ckb

Kamis, 18 Juni 2015

Investasi Teman

Dalam hidup, kita harus mencari banyak teman.

Percayalah, teman adalah investasi masa depan. Suatu ketika kalau kita sakit atau butuh informasi, maka temanlah yang akan datang menghampiri.

Diperankan oleh Lubis dan Doel.

Keyword:  komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, komedi, humor, teman, investasi, Louis Ckb

Minggu, 14 Juni 2015

Meluntur Make Up-nya

Buat para gadis di Indonesia, kalau mau malam mingguan, dandannya jangan tebel-tebel, karena cuacanya panas.

Kalau dandan yang tebel, ntar keburu luntur gara-gara cuacanya panas. Karena dandannya tebel, bahan nya jadi cepet abis, luntur semua. Bahan cepet abis, jadi harus ngeluarin duit lagi buat beli bahan dandan. Beli bahan dandan mulu, duitnya pun jadi cepet habis.

Kesimpulannya, dandan yang tebel = duit cepet habis.

Diperankan oleh Indah dan Lubis.

Keyword: komik, komik gono gini, konik strip, komik Indonesia, Louis Ckb, make up, panas, luntur, malam minggu

Jumat, 12 Juni 2015

Promosi Cupcake De Fleur

Bobby gagal diet, padahal sehari cuma makan 1 cupcake sekali doang.

Itu cupcake dari De Fleur, rasanya enak, cocok buat diet dengan syarat makannya sehari cuma 1 cupcake itu doang.

Kalo mau pesen, nih kontaknya:
SMS/whatsapp (no call) : 085641397810
LINE : kardinagultom
BBM :73CAB885
Instagram : @DeFleurs_

Diperankan oleh Bobby dan Lubis

Keyword: komik, komik gono gini, Louis Ckb, cupcake, promosi, onlineshop

Kamis, 11 Juni 2015

Demo dan Tugas

Banyaknya jumlah mahasiswa yang berdemo anarki gak jelas di jalan raya, mendorong aliansi dosen-dosen untuk memberikan tugas yang banyak pula.

Maka dari itu, demi kehidupan kemahasiswaan, please, kalian para mahasiswa jangan sering demo anarki di jalan.

Demo anarki di jalanan itu memicu bertambahnya tugas, menghambat kelancaran lalu lintas, menghabiskan waktu bagi para pelaku demo, menghabiskan sumber daya kertas, kain dsb, memicu timbulnya kerusuhan, dan banyak lainnya.

Oleh karena itu, kalau memang ingin demo, cobalah untuk membuat demo yang lebih kreatif, lebih efektif dan efisien. Kalo perlu, gak usah demo, langsung ketemu sama pihak yang berwenang.

Keyword: komik, komik strip, komik gono gini, komik Indonesia, Louis Ckb, demo, mahasiswa, anarki

Rabu, 10 Juni 2015

Memberatkan Pengemis

Tiap berhenti di lampu merah, ada iklan yang isinya kurang lebih begini,

"Memberikan uang kepada pengemis dipinggir jalan, hanya membelenggu mereka untuk terus hidup di jalanan, salurkan sumbangan anda melalui lembaga keagamaan atau lembaga sosial terpercaya"

Jadi mari bantu mereka untuk bisa move on dari kehidupan jalanan, bukan membelenggunya!!

Diperankan oleh Lubis dan Doel.

Keyword: komik, komik gono gini, komik strip, komik Indonesia, pengemis, sumbangan

Selasa, 09 Juni 2015

Chronicle of Badannya Teman Panas

Kisah tentang si Lubis yang berkonsultasi dengam dokter untuk mengetahui kenapa badan temannya panas...


Keyword: komik, strip, Indonesia, Komik Gono Gini, Louis Ckb, badan panas, curhat, dokter, fantastic four

Jumat, 05 Juni 2015

Promo Tas Desain Terbaru

Seiring banyaknya pihak yang membuka online shop versinya sendiri, maka persaingan akan semakin ketat. Setiap pemilik olshop harus melakukan taktik pemasaran dengan cara apapun buat menggaet pasar.


Diperankan oleh Lubis.

Keyword: komik, komik Gono Gini, komik strip, komik Indonesia, tas, Louis Ckb

Lukisan Kontemporer

Orang kreatif itu kalo berkarya bisa dimana aja, dan menggunakan apa saja.
Bahkan cuma pipis aja bisa langsung jadi karya.

Lukisan yang tidak biasa dan menggunakan cara apa saja untuk menggambar, dijaman sekarang sebutannya lukisan kontemporer.

Diperankan oleh Bobby dan Katon

Kata kunci: komik, komikstrip, Komik Gono Gini, humor, komedi, Louis Ckb, lukisan, kontemporer

Kamis, 04 Juni 2015

Saya Malas dan Saya Bangga

Sejujurnya saya ini malas, dan saya bangga dengan kemalasan saya.

Mungkin yang membaca kalimat diatas, tidak percaya, karena mana mungkin manusia dengan jujurnya berkata bahwa dirinya adalah orang yang malas. Saya sendiri jadi kepikiran, saya ini manusia, ataukah saya ini sebenarnya alien yang wujudnya seperti manusia, atau sebenarnya manusia itu sendiri adalah alien bagi manusia lainnya.

Saya tekankan lagi, saya bangga dengan kemalasan saya.

Sebelum menjelaskan kenapa saya bangga, akan saya ceritakan bukti kemalasan saya selama hidup ini.

Sewaktu SMA dulu, setiap hari adalah sekolah. Hanya hari Minggu yang tidak sekolah. Walaupun durasi pelajaran hanya setengah hari, namun rasanya seperti setengah abad, lamanya tidak ketulungan. Belum lagi kalau sehabis pulang sekolah, masih harus mengikuti les pelajaran. Hampir semua pelajaran baik di sekolah maupun di rumah terasa sangat membosankan, hal itu membuat saya merasa malas mengikuti pelajaran.

Alhasil, selama pelajaran berlangsung, saya malah menggambar tanpa tujuan, pokoknya menyibukkan tangan dan pikiran menuju hal yang lain. Semua bagian belakang dari buku tulis saya, penuh dengan coretan kebosanan. Setiap kali buku tulisnya dikumpulkan, saya berharap gurunya tidak melihat halaman paling belakang, karena isinya penuh dengan gambar tidak jelas, persis seperti coretan asal-asalan ditembok yang dibikin sama anak yang baru lulus.

Saya sampai menyiapkan buku sendiri untuk menuangkan goresan pensil saya yang lama-lama menjadi komik. Dari satu gambar menjadi satu halaman, dari satu halaman menjadi satu buku, dari satu buku menjadi bacaan teman-teman sekolah. Walaupun komiknya hanya berhasil diterbitkan satu buah, namun saya puas.

Siapa sangka, kegiatan corat-coret yang berawal dari rasa malas mengikuti pelajaran, malah menimbulkan efek yang lain. Dan saya menjadi punya pengalaman dalam membuat komik berkat rasa malas itu. Tak jarang, ketika sedang bersenda gurau sama teman, mereka secara mendadak akan nyeletuk,"uis, abis ini dikomikin ya". Padahal saya tidak serajin itu membuat komik, saya ini kan malas.

Kisah pembuktian rasa malas saya yang kedua, adalah saat mengerjakan tugas akhir di tahun 2013 yang lalu.

Sekedar informasi, saya ini merupakan mantan mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV). Banyak yang mengira kuliah di jurusan DKV itu mudah, gampang, menyenangkan, karena isinya hanya menggambar. Padahal tidak sesederhana itu, justru kuliah DKV ini lebih berat dari kuliah teori. Jangankan memikirkan liburan, nongkrong di wc saja harus sambil memikirkan tugas kuliah. Sungguh berat, terutama bagi saya yang tingkat kemalasannya ini sangat tinggi.

Dalam perkuliahan DKV, mahasiswa bisa memilih antara tugas akhir atau skripsi. Tugas akhir itu berarti mahasiswa harus melakukan pengamatan, kemudian menghasilkan solusi berupa karya nyata, minimal prototipe nya dulu. Dan tidak hanya karya, mahasiswa juga perlu menyusun makalah yang berisi tentang pengamatan dan konsep karya yang dihasilkan.

Sebelum memulai mengerjakan tugas akhir, saya menganalisa kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Tujuannya agar saya mampu mengakali rasa malas sehingga tugas akhirnya dapat diterima.

Saya terbiasa membuat komik, malas membuat dan membagikan kuesioner, malas menyimpan sisa tugas yang sudah dinilai (biasanya mahasiswa DKV akan menyimpan tugas ujian yang sudah dinilai, dan keberadaan sisa tugas ini cukup memakan banyak tempat), malas merevisi karya sendiri, gampang bosan, dan masih banyak variabel lain yang mempengaruhi strategi saya dalam membuat tugas akhir tersebut.

Karena sudah terbiasa membuat komik, maka hasil final tugas akhir saya adalah komik. komik lebih mudah disimpan daripada harus membuat poster ukuran besar dan item lainnya. Perolehan data utama saya berasal dari wawancara  (kualitatif, bukan kuantitatif). Pengerjaan komik hampir separuhnya dikerjakan secara manual, sehingga saya bisa mengerjakan dimanapun tanpa tergantung dengan alat elektronik. Banyak strategi yang saya susun, khusus untuk mengerjakan tugas akhir ini sehingga saya tetap bisa malas.

Saya sendiri tidak berharap banyak dengan tugas akhir yang saya buat. Saya hanya ingin melihat komik saya ini dalam wujud buku, itu saja. Namun ternyata dosen pembimbing saya melihat hal lain, dan saat itu saya termasuk 8 mahasiswa dengan tugas akhir yang terbaik (saya cukup yakin berada diurutan ke 8 dari 8 mahasiswa).

Mungkin dua contoh kisah diatas masih kurang meyakinkan bahwa saya ini orang yang malas, tapi percayalah, ayam di rumah saya lebih rajin bangun pagi ketimbang saya.

Lalu kenapa saya harus bangga dengan rasa malas?

Coba lihat sekeliling kita, mobil, handphone, kursi, komputer, indomi, a*ua, warteg, dan semua benda peradaban manusia. Itu adalah bukti bahwa dengan rasa malas, manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru.

Komputer, tercipta karena manusia malas menggunakan mesin ketik, tidak bisa undo ataupun copy paste. Mesin ketik, tercipta karena manusia malas menulis menggunakan pulpen. Pulpen, tercipta karena manusia malas menulis diatas kertas menggunakan bulu yang dicelupin pakai tinta. Bahkan alat tulis bulu yang dicelupin tinta dan kertas itu tercipta karena manusia malas kalau setiap menulis harus mengukir dulu diatas batu. Bayangkan kalau sekarang kita masih mengukir diatas batu, skripsi mahasiswa mungkin baru selesai sampai 7 turunan. Manusia mengukir diatas batu pun sebenarnya juga bukti, karena malas mengingat sesuatu, makanya diukir diatas batu.

Itu baru satu penemuan. Ada mobil dan alat transportasi lainnya, yang tercipta karena manusia malas berjalan sendiri. Handphone, karena manusia malas kalau setiap mau berbicara antar kota harus ke telepon umum. Air a*ua, karena manusia malas memasak air buat minum. Warteg pun juga sama, karena manusia malas masak di rumah, atau malas menghabiskan uang lebih banyak di restoran mahal.

Pernah saya membaca salah satu tulisan di internet, bahwa Bill Gates (penemu Microsoft), memberikan pekerjan paling sulit kepada orang yang paling malas, karena orang itu akan mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan sulit tersebut dengan cara yang gampang.

Akan tetapi, kita tidak boleh membiarkan rasa malas begitu saja. Gunakan rasa malas menjadi motivasi tertinggi untuk melakukan atau menciptakan sesuatu.

Saya malas mengikuti pelajaran di sekolah, perasaan itu memotivasi saya untuk melakukan hal yang menyenangkan selama pelajaran. Manusia purba yang malas berpindah-pindah tempat tinggal, membuat tenda sendiri. Orang kaya yang malas bekerja, melakukan investasi kemana-mana. Orang culun yang malas mengejar cinta, beralih mengejar cita-cita sehingga ia yang dikejar cinta.

Jadi, apabila kita memang merasa malas, akui saja, jangan malu. Bersahabatlah dengan malas, niscaya kalian akan menemukan cara hidup yang lebih efektif dan efisien.

Terima kasih malas..