Senin, 24 Oktober 2011

Mahal (bab 21)


Karna baru pertama kalinya merasakan lulus SD (karna SD cuma sekali aja), aku yang waktu itu masih kecil imut imut mengenaskan, benar-benar belum punya gambaran akan melanjutkan hidupku ini dengan cara seperti apa. Sementara beberapa temanku udah ada yang mulai mendaftar di SMP-SMP terdekat, bahkan sebelum perang akhir dengan ujian dimulai. Aku pun sadar langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya pada level ini,, mendaftar SMP juga..

Entah bagaimana ceritanya dan bagaimana alurnya, aku mendaftarkan diriku di SMP 21 dan SMP Yohanes. Berkali-kali aku berpikir apa gerangan visi dan misi ku hingga daftar kesana? Apa sebab dan akibat bila aku daftar kesana? Apa latar belakang dan tujuanku daftar kesana? Apa yang terjadi bila aku daftar kesana? Berapa banyak yang kehilangan kesempatan sekolah kalo aku daftar kesana? Berapa jarak yang harus ku tempuh kalo aku daftar kesana? Berapa banyak bakso yang bisa ku beli kalo daftar kesana?

Pertama mendaftar ke SMP Yohanes dulu. Beberapa temen SD ku juga ada yang muncul disana ikutan daftar. Tahap demi tahap dilewati, seperti ngumpulin ijazah dengan foto bergambarkan tampang bodoh terpampang disana, ngisi formulir dengan sejujur-jujurnya, mengumpulkan formulir dengan sopan santun menggunakan tangan kanan yang baik dan benar, serta lain-lain. Yang paling aneh adalah pada saat tahap wawancara (kebetulan ini pertama kalinya diwawancara).

”kamu punya televisi?” tanya sang pewawancara.

”punya pak.”

”ada berapa dirumah?”

Sempat berpikir sejenak,apakah aku harus berkata jujur ato berbohong?? Kalo berbohong kan dosa, tapi kalo gak bohong, informasi penting bakal ketahuan. Akhirnya mau tidak mau karna dosa ku juga sudah banyak, aku jawab apa adanya.

”televisi cuma satu pak dirumah.” Padahal kenyataanya lebih dari satu.

”kalau kulkas punya?”

”punya pak.”

”berapa?”

”kulkas cuma satu pak.” kali ini aku jujur, jadi skor sementara 1 -1.

”kalau motor punya tidak?”

”punya pak.”

”ada berapa?”

Kembali aku berpikir lagi sejenak,apakah harus jujur atau bohong?? Berhubung tadi sudah berbohong, mau nggak mau aku jawab,

”cuma satu pak.” dan dengan ini dosa ku bertambah 1 lagi.

Untuk sesi wawancara saja aku sudah menambah beberapa dosa, bayangkan dengan kehidupan nyata, pastinya dosaku lebih banyak.

Yang kedua, daftar ke SMP 21. Sebelumnya dikasih dua pilihan, SMP 21 ato SMP 12, tapi apa bedanya, sama-sama sekolah negeri, cuma angkanya aja yang dibolak-balik. Aku pun belum ada bayangan seperti apa rasanya bersekolah di sekolah negeri, sebelumnya hanya sekolah swasta aja yang berhasil ku jamah. Namun sepertinya hanya orang kelas menengah kebawah yang mendaftar disini. Anak-anak yang datang bersama orang tuanya terlihat berpenampilan sederhana dan bersahaja, beda dengan sekolah swasta, yang daftar biasanya tampak elegan. Sementara di sekolah swasta selalu ada orang cina, tapi di sekolah negeri, jangankan orang cina, yang matanya sipit aja langka. Tapi kelak orang-orang pribumi berpenampilan sederhana dan bersahaja itulah yang menjadi teman seperjuanganku nanti selama 3 tahun. Dan semoga ada orang yang mampu mengajariku bahasa Jawa.

Hari-hari setelah mendaftar hawanya tegang menunggu pengumuman lebih lanjut.

Apakah ada yang mau menerima murid paling berdosa sejagad ini? Sekolah manakah yang mau menerima? Seandainya tidak ada yang mau menerima, mungkin aku akan belajar secara otodidak membuat komik yang baik dan benar. Atau mungkin aku akan ikutan casting jadi pemain sinetron di tipi. Atau mungkin juga aku akan naik mesin waktu ke masa depan dan mencari tahu, di SMP mana aku bersekolah, jadi nanti tinggal daftar di SMP itu (pemikiran yang jenius tapi bodoh).

Pada kenyataanya, kedua SMP itu mau menerimaku, dan senangnya bukan kepalang karna aku nggak jadi naik mesin waktu ke masa depan. Ternyata kemampuanku sungguh hebat, mampu menaklukan dua sekolah seorang diri. Namun justru timbul masalah baru, manakah yang harus kupilih?

Hawanya kembali tegang karna aku harus segera menentukan pilihan sebelum waktu habis dan bom meledak. Apakah kabel biru ato kabel merah yang harus digunting? Berhari-hari memikirkan ini, tiba-tiba ibuku muncul dan berkata,

”pilih SMP 21 saja.”

Mengingat sebelumnya ibuku selalu menempatkanku di sekolah swasta, namun kenapa tiba-tiba memilih sekolah negeri. Oleh sebab itu aku bertanya,

”loh, emang kenapa bu?”

Kemudian ibuku menatap dengan sungguh-sungguh dan berkata,

”SMP Yohanes itu uang pembangunannya mahal, lebih murah SMP 21..”





(postingan ini pindahan dari blog sebelumnya)

Happy Ending (bab 20)


Suatu ketika seorang pasukan khusus diterjunkan ke sebuah pedalaman asing. Entah bagaimana caranya orang itu harus bisa berbaur dengan masyarakat setempat. Dengan berbekal kemampuan individunya yang canggih dan spektakuler, serta pengetahuan tentang budaya penduduk di daerah pedalaman tersebut yang lumayan, dalam waktu beberapa bulan, orang itu sudah mampu beradaptasi. Dan seperti film pada umumnya, kisah ini berakhir happy ending. Tidak hanya beradaptasi, bahkan pasukan khusus tersebut berhasil menghidupkan masyarakat setempat.

Berbeda dengan kisah yang satu lagi. Seorang anak diterjunkan ke sebuah kota yang menurutnya asing namun bagi orang lain justru anak itulah yang asing. Entah bagaimana caranya tuh anak harus bisa berbaur dengan anak-anak SD setempat. Dengan berbekal kemampuan individu pas-pasan, serta pengetahuan tentang budaya penduduk di daerah sana yang minim, dalam waktu beberapa minggu aja uda gak betah. Dan seperti film pada gak umumnya, kisah ini mungkin berakhir dengan sangat mengganjal tenggorokan. Jangankan teman dekat, diakui aja enggak.

Itulah yang terjadi pada diriku selama mengemban tugas sebagai pelajar mata-mata kelas 6 di SD Antonius 02. Situasinya benar-benar seperti medan tempur antara 2 suku pedalaman yang bersengketa memperebutkan lahan parkir. Kehadiranku mungkin cuma sebagai lelucon. Bayangkan, seorang bocah dengan tampang konyol tanpa prestasi apapun berani-beraninya hadir dihadapan para anak senior yang lebih dulu menjajah sekolah.

Kalo tidak salah ada seorang anak yang seharusnya udah SMP, tapi pada kenyataannya dia masih kelas 6 SD. Dan jumlah anak itu tidak hanya satu. Bisa dibilang merekalah pemegang sekolah selama bertahun-tahun, setelah kepala sekolah tentunya. Salah satunya yang terkenal namanya Yoyo, dan kebetulan anak ini sekelas. Pernah suatu ketika seorang anak nangis karna ulahku, dan pada saat itu juga si Yoyo datang menghampiri sambil marah-marah, menempeleng, dan berkata,” koncoku mbok apakke??! kowe ki cah anyar rak usah kemaki.” untuk sejenak aku gak paham sama kata-katanya, tapi setelah buka alfalink, artinya adalah,” temenku kamu apain??! Kamu tu anak baru nggak usah bertingkah.”

Rintangan tidak hanya itu, masih ada pelajaran Bahasa Jawa, sebuah pelajaran yang mirip dengan pelajaran Bahasa Indonesia, namun lebih susah dan menggunakan Bahasa Jawa, Aksara Jawa, pantun Jawa, logat Jawa, Budaya Jawa, dan Jawa-Jawa yang lainnya. Seandainya aku orang bule, mungkin ini bisa jadi pelajaran favorit sepanjang abad (karna konon katanya orang barat sana sangat menyukai budaya Jawa), namun sayangnya kenyataan berkata lain, aku bukan orang bule, aku orang pribumi tulen. Selama setaun pelajaran inilah yang paling anjlok (setelah IPA dan IPS). Sempat berpikir, jangan-jangan ntar nggak lulus gara-gara pelajaran Bahasa Jawa ini.

Hampir semua problematika anak SD kelas 6 aku hadapi sendiri, mulai dari pelajaran, pertemanan, bahkan percintaan. Waktu itu pun aku pernah nembak cewek pake surat, tapi hasilnya NOL besar, cinta ditolak habis-habisan. Seandainya waktu itu punya dukun.. maksudku temen deket, setidaknya bisa konsultasi dulu sebelum melakukan tindakan bunuh diri. Masalah pelajaran juga sangat memprihatinkan. Di hari awal sekolah, satu-satunya anak yang nggak ngerjain tugas rumah adalah...aku... seandainya waktu itu punya temen deket, setidaknya bisa nyonto dulu pas pagi hari sebelum ayam betina berkokok. dan ketika itu pun aku disuruh les privat sama om ku sendiri yang kebetulan guru SD (dan berkali-kali aku pura-pura ngantuk biar nggak jadi les).

Begitulah nasib dari seorang pasukan khusus atau biasa disebut dengan ”anak kuper”. Melakukan segalanya sendiri, hampir segalanya, karna ditengah-tengah medan pertempuran aku mendapat bantuan dari penduduk lokal (sebut saja temen-temen sekelas) yang merasa iba. Si Yoyo pun berhasil diatasi dengan cara,”tidak melakukan ulah” lagi. Cara tersebut juga ampuh untuk mengatasi masalah dengan para senior yang lain. Memang pada kodratnya mungkin seorang anak baru tidak boleh ber ulah ataupun ber tingkah, yang boleh cuma para pejabat sana.

Pelajaran Bahasa Jawa yang tadinya ”hancur” pun kini sudah tidak begitu ”hancur”. Dengan tekad pejuang kaki lima, aku belajar mati-matian buat menghapal segala aksara jawa yang ada (dan kurang dari 50% yang bisa dikuasai). Alhasil aku berhasil naik ke tingkat yang lebih mending dari kata ”hancur”, yaitu tingkat ”parah”.

Dan ternyata akhirnya, seperti film-film Bollywood pada umumnya, kisah ini happy ending. Bocah itu (maksudnya aku) berhasil lulus dengan nilai pas-pasan, dia (lagi-lagi maksudnya aku) pun berhasil beradaptasi dengan penduduk lokal (dan sekali lagi sebut saja temen-temen sekelas), walaupun cintanya tetap bertepuk pramuka..

Kemudian masa SMP menunggu dengan manisnya di lembaran hidupku berikutnya...





(postingan ini pindahan dari blog sebelumnya)

Bosan Dahulu Senang Belakangan (bab 19)

Pada awalnya sekolah di SD Antonius 02 memang membosankan, tapi lama kelamaan seiring berjalannya waktu, ternyata tetap membosankan. Mengapa bisa membosankan?? Padahal dibanding Batam, Semarang lebih nyaman buat dihinggapi. Kalau sempat curhat pada orang lain, pasti jawaban yang didapat adalah,”sudahlah, itu nasibmu” sebuah jawaban yang dilontarkan apabila pikiran sedang buntu. Namun setelah mengadakan penelitian lebih lanjut oleh pihak berwajib, ternyata bukan hanya faktor nasib saja, faktor bahasa lah yang paling berpengaruh.

Betapa susahnya buat ngobrol sama anak yang lain di minggu minggu awal. Sebagian besar dari mereka menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar, bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aku pun teringat ketika di Batam dulu, seorang teman Chinese ku ngobrol dengan sesama Chinese menggunakan bahasa Mandarin, dan yang bisa aku lakukan hanya memajang wajah cool dan berkata, ”ngomongin apaan sih??”. Sama halnya dengan di Semarang. Kalau ada yang ngobrol pake bahasa Jawa, yang bisa kulakukan adalah memajang wajah tampan dan berkata,”ya, wajahku memang tampan.”

Walaupun hanya ada satu kendala, tapi ketika menyangkut penggunaan bahasa, bisa mempengaruhi segalanya. Karena kendala bahasa inilah aku sampai gak punya teman sepermainan diawal awal bersekolah. Pas lagi istirahat, anak-anak yang lain pada pergi ke kantin, sementara aku hanya berdiam diri dipinggiran sambil menatap langit dan berkata,”kejamnya dunia.” begitulah yang terjadi dari istirahat ke istirahat. Hingga suatu ketika entah mengapa, seorang anak (nama disamarkan karena lupa) mengajakku ke kantin, mungkin karena merasa iba dan gak tega ngeliat sekolahnya kedatangan gembel kesepian kayak aku gini. Dan untuk pertama kalinya aku mengeluarkan uang jajanku yang dari kemaren mendekam dikantong sampai membusuk..

Setelah kejadian itu, uang jajanku satu persatu lari terbebas dari penjara kantong ku, dan perut pun bersorak sorai bergembira kedatangan amunisi makanan. Hal tersebut juga membuat otot wajahku bergerak kesana kemari membentuk wajah ceria. Sedikit demi sedikit rasa bosan dan jenuh yang tadinya menggerogoti otakku kini mulai bertransmigrasi ke anak lain yang putus asa. Dari kejauhan tampak anak tersebut mendadak teriak karena rasa bosan dan jenuh menggerogotinya.

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bahkan ngemis demi sesuap nasi telah aku lewati. Para penduduk SD Antonius mulai menyadari kehadiranku yang muncul bersama sinar cahaya lampu senter bertenaga kuda poni. Aku pun cukup populer dikalangan ”anak-anak yang ingin tahu siapa murid baru itu”. Kebetulan ditahun sebelumnya ada anak yang datang dari Batam juga, namanya Maria. Alhasil teman-temanku pada mengira kalo aku adalah saudaranya Maria, padahal jelas-jelas beda, Maria itu perempuan, sedangkan aku,”pria diantara pria”.

Dari sini ada dua hal yang dapat aku pelajari. Yang pertama, bahwa, sesungguhnya pelajaran kelas 6 dan kelas 5 itu beda. Kelas 6 lebih rumit dan complicate dibanding kelas 5. Bahkan kelas 5 aja nilainya udah pas-pasan, apalagi kelas 6, pantas-pantasan aja buat dipandang orang tua. Yang kedua, bahwa, sesungguhnya apa yang tampak bosan diawal, belum tentu bosan diakhir. Apa yang tampak buruk diawal, belum tentu buruk diakhir. Kalo berada disituasi membosankan dan menjengkelkan, jalani saja, ntar lama-kelamaan kan bakal terbiasa...

....Terbiasa bosan...





(postingan ini pindahan dari blog sebelumnya)

Selasa, 18 Oktober 2011

Nama Saya Louis (bab 18)

Dengan rambut belah tengah rapi, pakaian seragam baru beli, dan sepatu yang bukan asli itali, maka berangkatlah aku ke sekolahku yang baru. Dengan lincah ku seberangi jalan yang ramai kemudian menghindari makhluk besi beroda empat dan serangga beroda dua. Ibuku yang nganterin aku ke sekolah pun terheran heran dengan tingkah laku konyol ini dan sempat shock beberapa mili sekon. Sementara adikku yang masih polos jadi ikut-ikutan shock saking konyol nya.

Jalan demi jalan ku lalui. Langkah demi langkah ku langkahkan. Detik demi detik ku jalani. Namun sejujurnya jarak antara rumahku dengan sekolahku yang baru cuma dari seberang ke seberang, dari sisi sini ke sisi sana. Ato gampangnya tinggal nyebrang aja uda nyampe sekolah.

Waktu itu rame banget, penuh dengan anak-anak berkostum putih merah, atas putih bawah merah. Beberapa anak yang kayaknya sebaya sempat ngelirik kearahku dan terheran heran. Ada yang ngelirik sambil bisik-bisik. Ada yang ngelirik sambil nunjuk-nunjuk. Ada yang sambil pemanasan juga, bahkan ada yang sambil mengasah pisau sama golok.

Ibuku sempet nanya sama salah satu anak, ”dek, kelas 6 dimana ya??” kemudian anak itu menjawab, ”oh, murid baru ya tante?? Saya juga kelas 6.”

”oh iya? Kalau gitu tolong diantarkan ke kelas ya.”

”iya tante.”

”ni yok, ikut sama temenmu.” kata ibuku sambil nunjuk ke anak tadi.

Dan tanpa basa basi, aku gandeng tangan anak tadi.. ah tidak, aku tak sehomo itu, jadi aku ikutin aja anak tadi. Kelak anak tadi akan bernama Arvin dan dialah teman seperjuangan nanti, begitu kata sejarah.

Sampe di kelas langsung nyari bangku kosong yang gak ada hantunya (kalo bisa). Kalo bisa cari tempat yang dibelakang sendiri, jadi bisa tiduran. Ada tiga tempat duduk yang tersedia, yang satu ada di depan pojokan, satunya dibarisan kedua dari depan pojokan tepat di belakangnya tempat duduk kosong tadi, yang satunya lagi tempat duduk paling depan yang arahnya paling beda sendiri, dan aku yakin itu tempat duduk buat guru.

Dengan berbagai pertimbangan aku milih tempat duduk barisan kedua tadi, disebelahnya udah ada yang nempatin. Baru aja naruh tas disitu, tiba-tiba seorang bocah nongol.

”kowe cah anyar to? Kowe lungguh kene wae.” Sambil nunjuk ke tempat duduk bagian depan yang kosong satu karena sebelahnya uda ada penghuninya yang kuyakin seorang anak perempuan.

Aku sempat berpikir sesaat, bahasa apa ini?? Setelah menjungkir balikkan otak, aku tau, mungkin artinya,”wajahmu tampan sekali.”(yang protes maju). Namun ternyata bukan itu artinya, dalam kamus bahasa jawa, artinya adalah, ”kamu anak baru ya?? Kamu duduk disini aja.”

Dengan berbagai pertimbangan dan supaya gak dikeroyok sama satu kelas, akhirnya aku taati saran, ato mungkin perintah dari anak tadi supaya pindah depan. Bel tanda masuk pun berbunyi, anak-anak pada masuk kelas. Ternyata benar, yang duduk sebelahku adalah perempuan yang sangat menakutkan. Dengan rambutnya yang keriting dan kulitnya yang gelap. Sempat berpikir, apa aku bisa bertahan selama setahun disini?? Gawat. Padahal yang aku harapkan seorang gadis cantik yang duduk disebelah, tapi apa daya, mungkin sudah diatur sama yang diatas.

Seorang ibu guru yang berumur sekitar 30an tahun masuk. Tubuhnya yang mungil tampak dari kejauhan. Kelak ibu itu bernama bu Hatmi yang bakal mengajar dan menjadi wali kelas selama setaun.

”selamat pagi anak-anak.”

”selamat pagi buu.....”

”hari ini kita kedatangan murid baru, mungkin bisa maju buat perkenalan..” kata ibu itu sambil mempersilahkan.

Dan inilah saatnya untuk memperkenalkan dunia, untuk menunjukkan keberadaanku dengan berkata...

” nama saya Louis Cahyo Kumolo, saya biasa dipanggil Louis....”





(postingan ini pindahan dari sini)

Jumat, 14 Oktober 2011

My Mother Just Save Me from Situasi Genting (bab 17)


Pada akhirnya sesuai dengan yang tertulis dalam “kisah hidupnya si Louis” bahwa SD kelas 6 akan dilanjutkan di Semarang. Sekolah itu bernama SD Antonius 02. Letaknya tepat dihadapan rumah kontrakanku. Jadi kalo mau berangkat sekolah tinggal nyebrang doang. Namun nyebrang rupanya tak segampang itu, karena kalo ada mobil lewat, kita gak bisa langsung nyebrang, kalo ada motor lewat kita juga gak bisa langsung nyebrang, apalagi kalo ada si Komo lewat... macet deh..

Proses diterimanya di SD Antonius 02 tak segampang yang dikisahkan nenek moyang. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh, seperti manjat tebing dengan kemiringan 90 drajat celcius, lalu bertahan dibawah air terjun niagara, kemudian berhadapan face to face dengan panda, dll.

Yang paling sulit adalah ngerjain soal ato istilah gaulnya tes masuk sekolah. Sebenarnya soal yang dikasih gak susah-susah amat. Ngerjain dengan kuping tertutup pun uda bisa. Tapi biar gak keliatan jenius, akhirnya ngerjain apa adanya.

Setelah beberapa jam mengerjakan akhirnya selesai juga hasil mahakarya. Abis itu langsung di koreksi sama pihak yang berwajib. Beberapa menit kemudian hasil keputusan akhir keluar. Aku bersama kedua ortuku langsung tegang. Suster yang juga berprofesi sebagai kepala sekolah pun berkata,

”pak, ini mumpung anaknya masih muda, bagaimana kalau dimasukkan kelas 5 saja??”

Kelas 5??!! Bagaimana mungkin bisa?? Usahaku sia sia dong telah mengalahkan monster panda dan juga mendamaikan uni soviet n USA. Kemudian sang suster menjelaskan,

”jadi begini, hasil tes nya tidak begitu baik seperti yang dirapot. Anak bapak sendiri juga tidak jeli dalam mengerjakan soal, diperintah tertulis untuk memberi lingkaran pada jawaban yang benar, tetapi anak bapak membuat tanda silang, bukan melingkari.”

Inilah jadinya kalo ada perbedaan budaya, karena di Batam terbiasa menyilangi jawaban yang benar, tapi di Semarang beda rupanya. Sang suster melanjutkan,

”bagaimana pak?? Saya takutnya kalau anak bapak tidak bisa mengikuti di kelas 6 nanti.”

Papaku tampaknya tak bisa berbuat apa-apa, kemudian minta pendapat ibuku. Dengan segala tindakan, ibuku pun akhirnya berkata,

”enggak bu, anak saya tetap melanjutkan kelas 6 sd”

Dan ombak pun berhembus dari belakang...

”kalau begitu anak ibu bisa membuat surat pernyataan untuk berjanji mengikuti kelas 6 ini dengan baik.”

”oh engga apa apa bu.” balas ibuku gak mau kalah.

Dan konflik ini berakhir dengan sebuah surat yang berisi pernyataan bahwa aku tak akan mengupil,,, maksudku aku akan mengikuti kelas 6 dengan baik dan berjanji bahwa aku bisa mengupil,,, maksudku aku bisa lulus dari SD..

My mother just save me from situasi genting....


(postingan ini pindahan dari sini)

Kamis, 13 Oktober 2011

Hanya Tuhan yang Tahu (bab 16)


(kostum dapat ditemukan di http://www.bpoidistro.com/bpoihome)

Letaknya di benua Asia, tepatnya negara Indonesia, lebih tepatnya di pulau Jawa, paling tepatnya di Jawa Tengah, yang lebih tepat dan paling tepat dari ketepatan laennya yang mengaku tepat diantara yang tertepat adalah di Semarang, dengan julukan “Atlas City”.

Di kota inilah aku melanjutkan statusku sebagai murid kelas 6 SD. Ya, aku bisa sampai pada tingkat ini berkat kebodohanku, ato tingkat ini yang mencapai kebodohanku?? Hanya Tuhan yang tau. Dari Batam naek pesawat (ato naek kapal,aku rada lupa, pikiranku sedang terganggu hal hal negatif, mungkin aku naek kapal terbang) berangkat menuju Semarang, dari barat ke timur, bagaikan sun go kong n friends dalam debut albumnya bersama Mei Chan. Mungkin karna dulu tiap liburan maen ke Semarang, jadi uda gak asing lagi ma suasana yang beginian. Tapi keadaannya bakal beda, dulu cuma mampir, kalo sekarang bakal tinggal disini.

Dibanding dengan Batam, Semarang penduduknya lebih padat. Bayangin, 3 orang bisa cukup dalam 1 motor, padahal biasanya kan 5 orang masih bisa cukup...(bodoh). Suhu udara lebih rendah beberapa drajat/jam apabila kita bandingkan dengan suhu di Batam, bahkan ratusan drajat/jam lebih rendah dibandingkan dengan suhu di neraka. Sukunya juga beda, kalo di Batam mayoritas suku Batak, kalo disini mayoritas suku Jawa, kalo disana pakenya bahasa Batak, disini makenya bahasa Jawa. Yang jelas dimanapun kita berada, selama tetap didalam wilayah republik Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan we must tahu that we tidak boleh mengemix bahasa Indonesia with another bahasa, because bisa make amburadul.

Selaen beberapa perbedaan yang ada, ternyata masih ada kesamaan antara jin dan setan.. ah, maksudnya Semarang dan Batam. Bahwasanya orang chinese tetap ada disini (kirain cuma di Batam doang, abis deket Singgapur, huruf ”g”-nya dobel). Selain itu disini dan disana langitnya sama-sama biru keputihan, kalo sore sama-sama rada merah, apalagi malem, sama-sama gelap gulita, ntah mana yang plagiat, Batam ato Semarang?? Sekali lagi, hanya Tuhan yang benar-benar tahu..

Semarang sendiri punya maskot yaitu Lawang Sewu, sebuah bangunan yang punya pintu mencapai seribuan. Ntah kenapa orang-orang Belanda ngebangun bangunan dengan pintu mpe seribuan gitu, mungkin gara-gara dulu sering kedatangan tamu dari arah barat utara timur selatan. Konon katanya ni bangunan dulunya buat stasiun, tapi pas jamannya dijajah Japanese people jadi beralih fungsi, jadi markas besar ultraman (wkwkwkwkwkk). Bagian bawah tanahnya dijadiin tempat buat para tawanan perang ato mungkin juga pemberontak. Bener-bener jahat tu orang Jepang, kalo tawanannya ditaruh disitu, tikus tanah dimana?? Kalo itu terjadi jaman sekarang mungkin uda diprotes sama para pecinta hewan.

Mungkin hanya sekian yang bisa dikisahkan pada anak cucu nanti, karena info yang didapat dari para intelijen tentang kota ini sangat minim, layaknya pikiranku yang minim seminim-minimnya hingga tampak feminim. Dan info mengapa Semarang dijuluki kota Atlas pun aku sendiri gak tau, berkali-kali aku beli buku Atlas, gak ada yang made in Semarang..

Untuk sementara waktu kami semua bakal tinggal dirumahnya budhe dulu, sambil nyari kontrakan buat sementara. Sialnya tidak ada wktu liburan buatku karna bakalan sibuk nyari sekolah yang mampu menghadapi murid konyol. Entah seperti apa rupa sekolah itu. Apa kayak yang di Batam dulu?? Ato kayak yang di film-film?? Ato mungkin kayak film-film yang di Batam dulu?? Itu semua...

.....hanya Tuhan yang tahu.....

...hanya Tuhan yang maha tahu...



(postingan ini pindahan dari sini)

Senin, 10 Oktober 2011

Orang Penting


Pernahkah kalian melihat sebuah rombongan orang penting yang ketika lewat jalan raya umum, dikawal dengan beberapa mobil polisi??

Dan dengan gagah dan tanpa bersalah, mobil polisi itu klakson dan menyuruh kendaraan yang ada pada jalur itu untuk minggir kekanan, kekiri, dan ke neraka, sehingga rombongan orang penting tadi bisa lewat dengan lancar jaya. Aku gak tau apa jadinya kalo yang ada di jalan itu si Komo, bukannya minggir, tapi mungkin si Komo berubah jadi godzilla dan menghancurkan seisi kota.

Tidak hanya itu aja kenikmatan orang penting. Ketika mereka mengunjungi sebuah tempat yang tidak layak untuk dikunjungi (layak untuk orang biasa, tidak layak untuk orang penting), maka sebulan sebelumnya, tempat yang tidak layak dikunjungi itu pun disulap menjadi tempat yang layak dikunjungi oleh orang penting tadi.

Ibaratnya, kalo orang cakep mau ketemu sama orang jelek, maka pengawalnya si cakep merenovasi ulang wajah si jelek, hingga layak diketemukan dengan si cakep.

Salah satu trik untuk pembenahan kota atau tempat yaitu datangnya orang-orang penting ke kota atau tempat itu sendiri,niscaya benah deh. Ada banyak contohnya apabila anda sekalian mau searching di google. Aku aja pas lagi penasaran sama yang namanya kentut, tinggal searching di google, ketemu deh bahwa kentut itu emang kadang bau.

Kalo contoh yang ku temukan tanpa searching di google, yaitu ketika lawang sewu kedatangan presiden, langsung deh dibenahin biar jadi layak dikunjungin (layak dikunjung oleh sang presiden). Contoh lagi, alkisah kota Semarang kedatangan orang-orang penting, langsung deh masang bendera Indonesia yg banyak,terus jalanan juga dipercantik.

Memang dilema bagi kita orang biasa kalo ngelihat kenyataan. Jangankan mau ngunjungin lawang sewu, toilet yang udah bobrok aja kalo kita datengin, tetep aja bobrok.

Tapi daripada galau, mari kita ambil sisi positifnya, jadilah orang yang penting !!!

Minggu, 09 Oktober 2011

Urusan Tugas


Yang namanya urusan ngisi perut, itu gak bisa ditunda.

Yang namanya urusan sakit perut, itu juga gak boleh ditunda.

Kalo diteliti, kayaknya urusan yang kaitannya dengan perut itu emang gak bisa ditunda, apalagi dituntun, kan perut itu bukan sepeda motor yang suka dituntun kalo bensin abis.

Ngomong-ngomong tentang urus mengurus, ibu rumah tangga itu sangat cocok apabila dilakoni oleh perempuan, kalo dilakoni oleh laki-laki, namanya bapak rumah tangga.

Lagi-lagi ngomongin tentang urus mengurus, orang yang jarang makan tapi olah raga mulu, badannya bakalan cepet mengurus loh, tapi kalo yang dilakukan sebaliknya, badannya bakalan menggendut.. (tips buat yang pengen diet)..

Tapi sebenarnya, postinganku ini bukan membahas tentang ibu rumah tangga yang badannya mengurus. Berhubung kondisiku sedang perang bersama tugas kuliah, maka postingan ini harusnya ya ngomongin tentang perkuliahan.

Nah, seperti yang kubilang tadi, urusan perut emang gak bisa ditunda. Tapi ada juga urusan lain selain perut yang ternyata gak bisa ditunda, terutama kalo udah mendekati deadline !!

Ya, urusan tugas ternyata emang gak bisa dan gak boleh ditunda!!
Dampaknya mungkin gak terasa kalo masih jauh sama deadline. Tapi kalo ditunda terus, waktu pengumpulan tugas yang tadinya 1 minggu, bisa aja berubah mendadak jadi 1 hari. Entah kekuatan apa yang dimiliki tugas, hingga bisa membuat waktu 1 minggu menjadi 1 hari. Bahkan Hiro Nakamura, salah satu tokoh dalam serial "Heroes" yang punya kekuatan mengendalikan waktu pun mungkin masih kalah sama yang namanya tugas.

Trik paling sederhana dan paling simpel buat ngalahin tugas ya jangan menunda-nunda. Begitu ada tugas, langsung aja dikerjain, niscaya anda akan menjadi orang yang paling tercepat dalam menghadapi tugas yang muncul yang pernah ada dalam dunia nyata dan dunia akhirat. Benar-benar trik yang sederhana, tapi susah buat dilaksanakan (terutama bagi orang yang modelnya kayak aku gini).

Sabtu, 08 Oktober 2011

Bukan Detik - Detik Proklamasi (bab 15)

Inilah detik –detik terakhir yang bisa diselamatkan (maksudnya yang mampu diingat, aku tekankan lagi, yang mampu diingat) ketika berada di Batam, tepatnya di SD Yos Sudarso Internasional school of inteligent student most ever had in this world (artinya adalah.... tak tau). Kalo di film tu ibaratnya ending, kalo di pelajaran bahasa Indonesia ibaratnya penyelesaian masalah, kalo di peribahasa ibaratnya, bagai ubi di daun talas yang udah setengah mati, entah apa maksudnya, lupakan aja..

Adegan pertama, ”Chandra n his new hair syle”. Jadi begini,alkisah ada temanku bernama Chandra, orangnya cukup populer, ditambah dengan kemampuan bermain badminton yang sangat elegan, membuat lawan skak mat ketika bermain catur. Selama bertahun-tahun, year by year, bocah Chinese ini selalu berambut tengah, mengingatkanku pada tokoh Pedro dalam telenovela “Amigos” (wkwkkwkwk,tontonan masa kecil). Entah kenapa gaya rambut BT (BT= belah tengah, kalo BP = belah pinggir, kalo BD= belah duren) ini jadi ikutan populer karena Chandra, bahkan mengalahkan gaya rambutku ala Hitler.

Bertahun-tahun rambutku berbentuk BT karna pengen ngikutin mode. Namun suatu ketika dan tak disangka-sangka, di pagi bolong, Chandra muncul dengan gaya rambutnya yang new. Gaya rambut ala Pedro van Chandra udah musnah, digantiin dengan gaya ala kesetrum listrik, seolah olah gravitasi bumi pindah keatas, bukan dibawah lagi (tapi ternyata rambut beginian populer di masa mendatang).

Adegan kedua, ”Jack, you just ngerusakin jam tangan baru gue!!”. Dahulu gak pake jam tangan tu sama aja gag pake kolor (tapi skarang uda digantiin ma hape, jadi jam gag buth-butuh amat). Jadi tiap jam tanganku rusak, langsung dibeliin yang baru dah. Suatu hari aku dibeliin jam tangan yang keren, bentuknya futuristik n warnanya silver (tapi kalo sekarang aku liat,pasti norak). Tiap hari wajib dipake. Namun nasibnya gak nyampe seminggu karna keburu sirna di tangan Jacky, ya, namanya Jacky.

Waktu itu pas pulang sekolah. Sambil nungguin dijemput, aku maen-maen dulu ma Jacky. Entah permainan apa yang sedang dimainkan oleh anak kecil ingusan, yang jelas waktu itu tanganku dipegang-pegang ma Jacky (bukan dipegang-pegang dalam arti negatif loh,lagian masa anak kecil udah homo). Secara naluriah n biar gag disangkain homo, kutarik tanganku sekuat tenaga kuda. Kejadian ini membuatku kehilangan barang penting. Untungnya bukan keperjakaanku yang ilang, tapi jam tanganku. Bentuknya udah gag utuh lagi tu jam tangan, talinya rusak. Tapi untunglah aku orangnya sabar, jadi tu anak gag kumarahin, cuma rada dendam doang.

Adegan ketiga, ”rahasia”. Berkisah tentang Adrian n his secret. Aku lupa tu kejadiannya pas pulang sekolah ato pas siang hari, ato pulang sekolah di siang hari. Yang jelas intinya aku lagi jalan entah mau kemana, tiba-tiba Adrian ma adiknya nongol. Ideologi ”Jangan-jangan aku mau dirampok” muncul.

Dengan tatapan serius rada bercanda, Adrian berkata,

”uis, aku mau ngomong sesuatu..”

Apakah Adrian akan menyatakan bahwa dia homo?? Ataukah dia akan berkata bahwa telah melihat adegan homoku bersama Jacky?? Yang jelas aku bukan homo, aku tekankan sekali lagi, bukan homo...

”ngomong apa??”

”tapi ini rahasia loh..”

”iya tenang aja..”

”sebenernya aku suka....”

Apakah Adrian akan menyatakan bahwa ia suka padaku?? Ataukah dia akan berkata bahwa dia suka melihat adegan homoku bersama Jacky?? Yang jelas aku bukan homo, aku tekankan dua kali lagi, bukan homo..

”sebenernya aku suka sama S**i..”

”wow..”

”kamu suka sama siapa uis?? Jujur aja. Ini rahasia kita bertiga kok, aku juga udah tau adikku suka ma sapa..”

”...” aku cuma bisa diem sambil mikirin, aku suka sama siapa..

”ayo kamu suka siapa??”

”enngg, aku suka sama Ivon” sebenernya pengen bilang kalo aku juga suka ma S**i, tapi ntar malah saingan.

”wow.. tenang aja, ini rahasia kita bertiga, jangan bilang sapa-sapa loh..”

Entah apa tujuan dari pembicaraan itu. Aku pun juga gak tau ngapain Adrian nanyain hal begituan?Mungkin kelak dia bakal bikin persekutuan ”kamu suka siapa”.

Kira-kira begitulah kejadian yang bisa kuingat sebelum akhirnya aku pindah ke Semarang. Bisa dibilang pindahnya ini secara mendadak (ato aku nya aja yang tak mendengarkan diskusi keluarga kalo bakal pindah ke Semarang). Yang jelas aku gag sempet mengucapkan kata-kata mutiara sebagai tanda perpisahan buat temen-temen sekelas. Kebetulan sebelum pindah,aku ulang taun, trus dikasih kado ma Adrian. Kuanggep dia ngewakilin anak-anak sekelas buat ngasih kenang-kenangan (sekarang barangnya masih ada,walopun uda hampir tak berbentuk karna kejamnya waktu).

Liburan kenaikan kelas, tanpa basa basi langsung berangkat ke Semarang. ..

...Hidup baru, lembaran baru, teman baru, sekolah baru, kota baru, cuma tampangnya yang gak baru..



(postingan ini pindahan dari sini)

Art Attack (bab 14)

Alkisah waktu itu ada acara TV yang namanya “Art Attack” (bukan heart attack, walopun dikuping kedengeran ampir sama, wkwkwkwk..). Diacara itu diliatin cara bikin hiasan, kartu ucapan, dll yang pokoknya kliatan menarik (upil aja uda cukup menarik menurutku). Ada juga yang nunjukin tumpukan baju ato barang bekas yang kalo diliat dari atas menjadi sebuah gambar yang menarik. Pokoknya acara itu bener-bener kreatif. Bahkan anak pemalas macam aku gini mpe rela bangun pagi demi nonton “Art Attack”. Gag cuma aku yang tergila-gila, tapi kedua brotherku, Erik ma Hendrik juga tergila-gila.

Tiap nonton itu, kami semua terkagum-kagum sampe ngiler ngeliatnya. Pembawa acaranya bener-bener kreatif. Entah macam apa bentuk otaknya, apakah kotak? Segitiga? Ato mungkin abstrak kayak upilku, yang konon kadar keabstrakannya melebihi apapun yang ada di dunia ini. Seolah-olah segala hal ditangan sang pembawa acara bisa dijadikan sesuatu yang menarik (mungkin mukaku bisa dibikin sesuatu yang punya nilai seni tinggi). Kami semua bener-bener terinspirasi pokoknya. Pengen rasanya langsung dipratekin tu ilmu, hingga suatu saat datang kesempatan. Aku dikasih tugas disuruh bikin sesuatu yang menarik. Inilah saatnya bereksperimen.

Yang kupikirkan pertama dan terakhir waktu itu adalah bikin gunung berapi. Bahannya kertas, papan dari kardus, dan tentu saja ketampananku yang senantiasa mendukung (yang protes silahkan maju). Langkah pertama, irislah daging setengah, potong daging setengah, tumbukkan bawang setengah…..ah, maaf, salah resep. Pertama kertasnya diwarnain pake spidol, lalu diremas-remas sampe membentuk tekstur yang kasar dan gag jelas. Trus ditempel dipapannya, jadi kayak semacam daratan ato ntah apa istilahnya. Karna ngewarnainnya pake spidol, yang tadinya pengen bikin kayak permukaan bumi, malah jadi kayak kotoran sapi.

Abis itu aku istirahat tidur karna diotakku uda muncul tulisan “lowbat”, trus besok tinggal ngumpulin tugas. Tapi sebelum tidur, aku mikir, kok kayaknya ada yang kurang.. AKH?! Ternyata aku belum bikin gunungnya!? Padahal waktu itu uda malem dan ngantuk banget. Dengan berbagai pertimbangan, tanpa mempedulikan kekuatan mataku, akhirnya ku putuskan untuk…. Tidur..

Besok paginya berangkat sekolah, dengan tampang stay cool aku berjalan ke kelas. Tiap ditanyain temenku tentang tugasnya, aku jawab, “tenang aja” (tenang gundulmu!!). Waktu itu bener-bener gag ada ide mau bikin apa. Kebetulan waktu itu ada temenku yang bawa kertas gambar sisa. Dengan tingkat kepintaran yang pas-pasan, muncullah ide cemerlang, yaitu bikin lukisan dari pensil dikertas itu. Awalnya semangat buat ngegambar, tapi ditengah jalan aku baru inget, kalo bikin lukisan, bingkainya gimana??

Wew…

Bingung mau ngapain lagi, bener-bener gag ada harapan lagi kayaknya. Waktunya pun juga mepet. Akhirnya aku angkat jari telunjukku, dan mulai mencari ide dengan mengupil.

JRREENNGG!!

Muncullah sebuah ide. Aku potongin kertas tadi membentuk sebuah orang, trus aku gambarin muka. Tapi masa aku Cuma bikin orang-orangan kecil gitu?? Jangankan berseni, menarik aja kagak. Ku angkat lagi jari telunjukku dan ku masukin kehidung. Mulai lagi mencari ide.

JRREEENNGG!!! (lagi)

Tiba-tiba muncul jin (bahasa inggrisnya fairy odd parent) dari lubang idungku.

“hohoho…sebutkan 3 permintaan.” kata jin itu.

“apa?? 3 permintaan?? Kau bercanda???”

“huf, baiklah, 4 permintaan.”

“ya sudah, 3 permintaan aja.” Kataku sambil mengacungkan jempol kaki.

“UKH?!! Baik, 3 permintaan, sebutkan!!”

Karna situasi sangat genting dan juga butuh ide secepatnya, tanpa basa-basi aku bilang,”aku harap aku jadi ngganteng!!”

Jin itu muntah beberapa saat, kemudian berkata,”wah susah..”

“kalo gitu aku harap aku jadi tampan!!”

Jin itu kembali muntah-muntah, lalu berkata,” hoek, tambah susah.”

“ya udah, kalo gitu aku harap aku punya ide.”

Kali ini jin itu gag muntah dan berkata,”baiklah, aku kabulkan!! Sekarang saatnya pergi!!”

“loh?? Kok pergi?? Kan baru 1 permintaan??”

“1 permintaan apanya? Uda 3 permintaan tauk, tapi yang ku kabulkan cuma 1, hohohohoo..saatnya pergi!!”

Kemudian pergilah jin itu kembali ke habitatnya. Dengan peniggalan sebuah ide pemberian dari fairy odd parent, akhirnya aku membuat sesuatu yang (mungkin) menarik. Dari sisa kertas itu tadi, aku bikin sebuah kubus. Trus orang-orangan yang aku bikin tadi kutempel diatasnya.

Tibalah saatnya pengumpulan tugas. Beberapa temenku yang gag ngerjain tugas langsung maju ke depan kelas. Kemudian gurunya manggil murid satu per satu buat nunjukin hasil karyanya. Akhirnya giliranku maju.Guruku kaget ngeliat hasil karyaku (mungkin kagum).

“apa-apaan ini??”Tanya guruku.

Dengan wajah tersenyum, aku jawab,”itu tong sampah pak.”

“tong sampah kok kecil gini?? Sana berdiri didepan!!”

Dengan wajah yang sangat ndongkol, aku turuti kehendak beliau. Dalam hati ku maki-maki jin tadi. Ternyata ide yang dikasih gag secemerlang dengan yang ku bayangkan. Pada akhirnya aku cuma mampu bikin tong sampah doank yang gag layak pake. Seandainya si pembawa acara “Art Attack” ngeliat hasil karyaku, mungkin langsung shock sebanyak-banyaknya..

Wew…


(postingan ini pindahan dari sini)

Ukh?! (bab 13)

Perasaan gak sabar udah menghantui, rasanya pengen cepet – cepet masuk sekolah. Karena apa?? Karena eh karena, kelas 5 ini gedung sekolahnya baru, dan lokasinya deket perumahanku. Dan ini ada sejarahnya. Alkisah lokasi gedung mau pindah di Eropa sana. Tapi berhubung gedung sekolahnya sebesar WTC dan lahan di sana tak mencukupi, akhirnya lokasi pindah ke Amerika. Pas proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, gedungnya runtuh 1 per 1, yang tadinya 20 lantai jadi 3 lantai. Waktu perjalanan ngelewatin laut, tiba-tiba bangunan diseret ombak mpe balik ke Indonesia tepatnya di Batam Centre, wilayah perumahanku tadi itu. Dalam keadaan stress tertekan, akhirnya ditetapkan, di situlah gedung sekolah SD Yos Sudarso yang baru. Demikian awal sejarah yang gak bakal ditemuin dimanapun anda berada.

Harusnya aku uda masuk seminggu sebelumnya, tapi karna my “dick” belum pulih total abis disunat, ortuku minta ijin seminggu dulu dengan alasan sakit. Selama seminggu itu ku manfaatin buat melatih si tampan “dick” yang telah berevolusi dari level rookie jadi champion. Dengan kekuatan baru, demi cinta dan membela kebenaran, akan ku basmi kejahatan dan kebaikan di bumi ini bersama…. “DICK”!!!!!(jreng)

Hari pertama masuk sekolah, temen temen pada ketawa ngeliat wajahku. Dalam hati ku berkata,”wajahku mengalihkan dunia kalian,wkwkwkwk..” Tapi bagaimana mungkin mereka ketawa gara-gara ngeliat wajahku yang tampan dan memukau ini?? Tiba dikelas, semua penghuni langung pada ketawa. Aku makin heran, sebenarnya apa yang telah terjadi?? Gag ketemu beberapa hari aja uda kayak gini, apalagi beberapa bulan?? uda kayak gitu mungkin. Apa jangan-jangan kekuatan jahat telah menguasai kelas ini??!!

Dengan segera, aku nyari kotak telpon buat ganti kostum. Ku buka lagi lembar-lembar kehidupanku, menyelidiki tindakan terakhir apa yang telah kuperbuat sampe bikin orang jadi gila seketika kayak gini. Hasilnya nihil. Biar keliatan masyarakat modern, aku nyoba buka lewat internet. Tindakan terakhir yang kulakukan dan paling sering dilakukan adalah ngupil. Tapi bagaimana mungkin ngupil dapat menyebabkan lingkungan gila?? Lagian aku kalo ngupil juga nyari kotak telpon dulu. Berita terakhir tentang ngupil yang kutau adalah kematian. Diberitakan seseorang meninggal setelah ngupil, gara-gara upilnya jatuh masuk tenggorokan terus sesak napas. Tidak dijelaskan seberapa besar upil yang jatuh, yang jelas kalo ngupil pun kita harus berhati-hati.

Kembali ketopik, akhirnya kukumpulkan seribu pasukan keberanian, trus nanya ketemenku yang lagi sibuk ketawa.

“apa gerangan yang telah terjadi??”

Temenku jawab,”huaahahahahaha, louis, tolong kami, kekuatan jahat telah merasuki kelas ini, semua orang jadi gila seketika, hahhahahahaha…”

Tepat seperti dugaanku, kekuatan jahat telah merasuki kelas ini. Tapi ternyata bukan itu jawaban yang kudengar.

(adegan ulang)

Aku nanya ketemenku,”apa gerangan yang telah terjadi??”

Temenku jawab,”hahahahaaha, louis, kau abis sunat kan?? Uda sembuh belum??hahahahahaah…”

Ukh!? Gawat, darimana mereka tau rahasiaku yang mau kujadiin surprise buat para wanita?? Ini tidak mungkin!! Padahal informasi dan naskah tentang sunat uda disembunyikan Negara dengan baik. Bisa-bisanya informasi sepenting ini diketahui publik (jangan-jangan mereka juga tau aku salah satu anggota F4).

Aku nanya lagi ketemenku,”loh, darimana kalian tau??”

Temenku jawab lagi,”hahahaha, soalnya kekuatan jahat telah merasuki kelas ini, semua orang jadi tau rahasiamu, hahahahaha….”

Tepat seperti dugaanku, kekuatan jahat berhasil menguasai kelas ini. Tapi sekali’ lagi ternyata bukan itu yang kudengar saudara-saudara.

(reka ulang)

Aku nanya lagi ketemenku,”loh, kok kalian tau??”

Temenku jawab lagi (dan lagi),”hahahahaha, ya tau lah, liat aja belakangmu.”

Aku liat kebelakang pelan-pelan…

Ternyata ada daftar absent buat yang gag hadir..

Di bagian nama ada tulisan, LOUIS…

Trus di bagian keterangan ada tulisan,, SUNAT..

UKH!??

Usut punya usut, selidik punya selidik, ternyata waktu itu ortuku ngijinin gak masuk sekolah seminggu gara-gara sunat..


(postingan ini pindahan dari sini)

Bangun Makan Tidur

Salah satu rangkaian kegiatan paling menyenangkan sepanjang masa adalah.... Bangun - Makan - Tidur..

Tak dapat dipungkiri lagi, rangkaian kegiatan ini memang favorit. Bahkan aku pun sering melakukan kegiatan semacam itu kalo lagi liburan. Kapanpun bisa melakukannya, saat itu juga dilakukan. Gak peduli kiamat udah dekat, ato acara spongebob yang udah dekat.


Minggu, 02 Oktober 2011

Nge-Bom

Masalah bom mengebom, teroris emang ahlinya. Mungkin di rumah, mereka dilatih untuk mengebom orang-orang terdekat mereka dengan bom seadanya alias kentut. Maka bisa dikatakan, teroris pun juga suka kentut.

Ngomong-ngomong, aku heran, kenapa yang namanya teroris itu mau-mau nya ngelakuin bom bunuh diri?? Berapapun mereka dibayar, tetep aja gak cocok dengan nyawa mereka bukan? kecuali kalo emang urusannya untuk melindungi jutaan umat manusia, mungkin setimpal dengan nyawa sendiri. Tapi emangnya teroris ngelakuin bom bunuh diri buat melindungi jutaan umat manusia?? yang ada juga cuma buat memuaskan hasrat bos mereka.

Aku akuin, kalo bos nya teroris itu orang pinter, bisa bikin orang lain berkorban nyawa demi pemikiran busuk bos nya. Entah bos nya itu pake ilmu hipnotis, ato ilmu sihir, ato ilmu ngerayu ala banci-banci di pinggir jalan, yang jelas, cara bos itu membuat orang lain ngelakuin bom bunuh diri itu emang hebat.


"hei kau bocah, besok kau ngebom tempat ini ya!!" kata seorang bos teroris yang lagi naik daun.
"lohh, kenapa saya bos, saya kan masih newbie di dunia teror meneror??" Kata salah seorang newbie yang baru dibidang bom mengebom.
"ah, banyak omong, lakuin aja, ntar saya kasih permen, lagian bunuh diri pake bom itu termasuk bunuh diri yang aman!!"
"kenapa nggak bos sendiri aja yang ngelakuin bom bunuh diri?? kan bos yang kepengen" si newbie heran.
"nyawa saya terlalu berharga untuk melakukan itu semua tahu?!!" kata si bos.
"yaudah bos, kalo gitu saya juga punya permintaan.."
"apa itu??"
"saya pengen berak, tolong bos yang lakuin ya, nanti saya kasih permen."
"dasar bodoh!! kan kau yang kepengen berak !!"
"anus saya terlalu berharga untuk melakukan itu semua tahu?!!" jawab sang newbie sambil meninggalkan anus... eh, markas..



Semoga ada anggota teroris yang berani melakukan perbincangan seperti diatas.