Minggu, 22 Juli 2012

Album Perdana tentang Pacaran (bab 24)


Kalo kupu-kupu suka hinggap di bunga, wajar aja. Kalo lebah suka madu, wajar aja. Kalo cowo suka sama cowo, hajar aja!! Untung aja aku tidak terlahir sebagai seorang cowo yang suka sama cowo alias suka sesama jenis, alias maho, manusia homo. Heran juga sebenarnya, bagaimana mungkin seorang pria yang terlahir sebagai pria lengkap dengan properti ke pria an nya bisa menyukai pria yang terlahir sebagai pria lengkap dengan properti ke pria an nya juga. Pada dasarnya pria itu berpasangan dengan wanita, bahkan manusia purba pun tahu hal ini, meski mereka belum bisa baca tulis, apalagi maen PS. Untuk itulah, sebagai wujud dalam rangka sebagaimana mestinya seorang pria, maka aku akan mewujudkannya dengan pacaran bersama seorang wanita atau perempuan tulen.

Bisa dibilang ini adalah album perdana dalam kehidupanku tentang berpacaran. Sebelumnya pernah nembak cewek,tapi gagal dan ditolak matang-matang. Maka dari itu sekali lagi akan kubuktikan bahwasanya aku juga bisa berpacaran (untuk sepersekian minggu, hal-hal mengenai pelajaran jadi urutan nomor dua).

Sebagaimana mestinya dalam berpacaran, tahap awal adalah mencari mangsa yang tepat,terutama wanita tulen (ekstra hati-hati dengan jebakan maho). Kemudian tahap pedekate, lalu tembak deh dengan senjata revolver kaliber 9 mm. Tapi karena niatnya cuma pengen pacaran, tahap pedekate pun di skip dan langsung pada tahap penembakan. Target utama sebut saja Diah (nama tidak disamarkan). Dengan secarik kertas kutuliskan kata-kata mutiara yang bermakna,”mau nggak jadi pacarku?”.

Surat pun dikirimkan dari tangan ke tangan, dari hati ke hati (waktu itu hape belum booming dikalangan anak smp kelas 1, apalagi sms, facebook, twitter). Dengan kecepatan 500 mb per sekon, pesan langsung dibalas. Aku lupa waktu itu balesnya pake surat juga atau bahasa isyarat, yang jelas intinya adalah...

DITOLAK

Ini merupakan kedua kalinya aku ditolak. Dengan melakukan meditasi di gunung krakatau, aku melakukan instropeksi diri disertai dengan push up dan sit up. Apa sebenarnya yang membuat diriku ditolak? Apa jangan-jangan ada yang menfitnah bahwa aku adalah homo?? Sungguh sukar dipercaya kalo ada yang menfitnah homo.

Hari demi hari kulalui tanpa mengingat penolakan tersebut (dan entah mengapa pelajaran masih tetap diurutan kedua). Hari pertama masih down. Hari kedua makin down. Hari ketiga tambah down lagi. Kemudian hari keempat, lima, dst, down worry be happy. Tepat seminggu setelahnya, hal itu menjadi terlupakan.

Dengan planning awal akan meneruskan kegiatan sehari-hari (hal-hal tentang pelajaran menjadi urutan ketiga), aku berjalan menyongsong matahari. Semua berjalan normal hingga di pagi yang bolong itu, temen-temennya Diah seakan-akan menyorak-nyoraki. Naluri detektifku beraksi, apa yang terjadi gerangan? Namaku pun dipanggil mereka dan aku datang menghampiri para wanita histeris ini.

Aku lupa gimana kejadiannya, yang jelas, Diah telah mengetahui kebenaran tentang diriku, bahwa aku bukanlah homo, aku adalah pria diantara pria (man of the man). Dia pun memintaku untuk jadi pacarnya. Sebenarnya aku pengen nolak,untuk mempertahankan kadar keren dalam tubuhku. Dengan sigap kujawab,”iya, aku mau.”

Sejak saat itu gelar kejombloanku lepas.

Kembali lagi kulalui hari demi hari, namun kali ini dengan status in a relationship. Karena masih kecil imut-imut dan polos, aku tak tau bagaimana cara berpacaran yang baik dan benar. Tiap ketemu sama sang pacar,yang ada malah malu-malu kucing dan ngumpet gak jelas. Status pacaran hanya bikin jarak semakin jauh. Aku mikir,apa enaknya pacaran? Apa bedanya pacaran sama musuhan, kalo endingnya cuma saling menghindar gini?? Kalopun ngobrol paling cuma sebentar (dan topiknya benar-benar gak mutu).

Aku pun kembali berpikir untuk mengambil gelar kejombloanku. Namun karena masih kecil imut-imut, aku juga gak tau gimana caranya putus. Sampai tiba hari itu, hari dimana aku merebut kembali gelar kejombloanku.
Disiang hari sebelum pukul 12 siang. Pelajaran sedang berlangsung. Diah disuruh maju,bersama beberapa temen-temen kelas. Kebetulan Diah berdirinya dideket temenku cowo namanya Bagus.
salah satu temanku berkata,”wis, jangan cemburu ya wis,biasa aja.” sambil ngipas-ngipasin.
Momen pengipasan itu sempat aku nikmati beberapa sekon, lalu kujawab,”kan kita uda putus,hhahahhah...”
”yang bener wis?? Masa gara-gara berdiri sebelahan gitu langsung putus?”
”ya enggak lah.”

kemudian Diah dan temen-temenku yang tadi maju langsung duduk. Temenku yang tadi ngipas-ngipasin langsung nanya ke Diah (kebetulan duduknya deket),”eh, kamu uda putus ya?”
trus aku kasih aba-aba ke Diah, mengedipkan mata,lalu dia jawab,”iya kok,udah putus.”
temenku tadi masih ngira ini semua adalah permainan kotor belaka.
Pas pulang sekolah, Diah nanya,”emang kita putus ya??”
Dengan wajah tanpa dosa, aku jawab,”iya putus.”.


trus langsung kabur tanpa tanggung jawab.

Oii Adiknya Hendrik !! (bab 23)


Masa Orientasi Siswa, singkatan dari MOS, adalah 3 hari awal di SMP, dimana kakak kelas melancarkan aksi untuk membuat murid baru menjadi kerepotan, dan jujur aja sangat membosankan. Berpetualang di lingkungan sekolah, mencari kelas yang dituju, dan mendapatkan tanda tangan dari target yang ditentukan. Kemudian disuruh bawa barang-barang aneh gak jelas tujuannya, yang endingnya tu barang jadi sampah. Dalam bahasa yang sederhana, MOS itu intinya adalah pengenalan sekolah kepada murid baru (dan tujuan membawa barang-barang aneh pun masih tetap misteri abadi).

Alkisah pas misi mencari tanda tangan anggota OSIS, bersama teman-teman yang baru dimasukkan dalam daftar “best pal”, kita semua berkeliling sekolah, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah, bersamudera, bersama teman, semuanya...

Mulai dari komplek anak kelas 2 A sampai kelas 3 G, semua dijelajahi. Kebetulan kakakku yang bernama Heinrich (dalam bahasa Indonesia menjadi Hendrik) juga berguru di SMP 21. Dan ketika berada di komplek kelas 3, muncullah sesosok dua sosok tiga sosok, yang berkata, “oi, ada adiknya Hendrik!!”. Bisa ditebak, suara itu muncul dari penggemarku.

Kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” ternyata masih tetap berlangsung bahkan sampai MOS berakhir. Aku pun sempat menambah MOS menjadi seminggu, namun kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” tidak sirna jua. Tiap lewat komplek anak kelas 3, atau bertemu dengan anak kelas 3 di kantin, atau bahkan berpapasan dengan anak kelas 3 di wc saat menerima panggilan power ranger, kata-kata itu tetap terlontar sejauh 5 meter panjangnya.

Karena masalah ini, namaku menjadi lenyap ditelan kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” dikalangan anak kelas 3, dimana seharusnya aku dipanggil ”oi, ada si tampan!!”. Hal ini juga membuat nama kakakku semakin melambung tinggi di angkasa, sementara aku semakin ditelan dan dikunyah.

Otakku yang tadinya bermalas-malasan sekarang mulai berputar lagi. Selain mikirin buat pelajaran, aku juga mikirin, bagaimana caranya menghilangkan budaya panggilan seperti itu. Beberapa ide buat mencari nama pun muncul, seperti membajak kantin, mengebom wc, meneror ruang kepala sekolah, dan lain-lain. Tapi hanya satu yang memungkinkan, yaitu mengubah gaya rambut !!!

Sebuah cara mengubah style diri dengan menata rambut sedemikian rupa menyerupai artis tak dikenal. Terinspirasi dengan gaya rambut temanku, Firman, yang juga seperti rambutnya Tintin, yaitu bergaya jambul. Dengan mengobrak abrik bagian poni, dan menatanya keatas bagai tanduk macan (pada adegan ini, tampak jelas jidatku yang lebar terbang ke angkasa). Setelah 40 hari 40 malam berpuasa, akhirnya tatanan rambut ala Tintin beraksi, bagai gorilla di daun talas. Dengan langkah tegap maju jalan, bersama teman-teman sehati dan sejiwa, melewati kawasan anak kelas 3. Beberapa teman kakakku ada yang mengawasi dengan seksama dan tersilaukan oleh kemilau cahaya jidatku yang lebarnya minta ampun, dan kemudian seperti orang yang melihat cahaya keabadian, mereka berkata,”oi, ada adiknya Hendrik!!”.

Misi pun gagal dan kasus ditutup.

Otakku kembali berpikir,sebenarnya ada apa gerangan yang menyebabkan adanya panggilan seperti itu. Apakah karna nama Louis kurang populer atau nama Hendrik lebih populer, hanya Tuhan yang tahu. Setelah mencari dan berpikir dengan seksama, akhirnya lampu neon menyala. Bukan masalah nama mana yang populer, tetapi karena keberadaan kakakku yang populer. Bahkan keberadaanku menjadi dikenal karena kakakku, walaupun dengan sebutan, “adiknya Hendrik”. Dan sepertinya tidak ada masalah dengan sebutan itu, setidaknya teman dan guruku tidak menyebut begitu, tetapi dengan sebutan “si bodoh”.

Kelak suatu saat di masa mendatang, dimanapun aku berada, baik di wc ketika menerima panggilan power ranger, atau mungkin di kamar mandi ketika menerima panggilan alam, kalau ada temennya Hendrik, pasti aku dipanggil,”oi, adiknya Hendrik!!”

Sabtu, 07 Juli 2012

Sekian Lama

Sekian lama tak menulis (lebih tepatnya mengetik) buat ngisi blog. Bikin komik pun juga udah gak pernah lagi. Sebenarnya ada apa dengan diriku ini??
Ada apa???
cuma ada atribut normal manusia lainnya ditambah beberapa bekas jerawat yang berlebihan doank kok. Tapi kenapa aku bisa jadi tidak seproduktif sebelumnya??
Itulah yang akan dibahas disini, aku dan diriku. Pokoknya ini tentang aku, perihal lainnya yang terkait, hanyalah kebetulan belaka.

Alkisah diriku pada masa awal perkuliahan ini, tergolong mahasiswa yang malas dalam mengerjakan tugas, namun rajin dalam membuat karya gak jelas. Karya-karya yang aku bikin pada masa itu kebanyakan pakai program Microsoft paint, sebuah program grafis paling terkemuka yang dimiliki oleh semua komputer didunia, selain produknya Apple. Karya yang udah jadi, semuanya aku tag satu per satu ke temen-temen kuliah lewat facebook. Tanggapannya macem-macem, ada yang gembira, ada pula yang mulai berinisiatif mengakhiri hidupnya namun gagal.

Berdasar dan berpegang teguh pada respon positif teman-temanku, aku berniat bikin karya lagi sebanyak-banyaknya. Waktu itu aku enggak peduli apakah karya itu menerima penghargaan apa enggak, yang penting aku bisa mewujudkan ekspresi dan berkomunikasi untuk menghibur. Seiring berjalannya waktu, karya yang aku bikin pun mengalami perkembangan juga. Tadinya bisa gambar muka, sekarang udah bisa gambar muka separuh pantat. Benar-benar kemajuan yang pesat.

Lambat laun, aku mulai kembali berkonsentrasi pada minat awalku yaitu komik. Dengan skill anak SMA pas-pasan, aku coba bikin komik strip, dan ternyata responnya kembali positif !!
Ini seperti mengingat masa mudaku di SMA kelas 1 yang masih dipuja-puja karena komiknya !!
Pada masa kuliahku waktu itu, belum banyak mahasiswa yang memfokuskan diri pada dunia perkomikan. Aku merasa inilah jalanku, yaitu komik striper (istilah untuk komikus yang spesialisasinya komik strip). Aku juga aktif ikutan salah satu situs perkumpulan para komikus Indonesia, yaitu ngomik.com (walaupun lebih banyak berdiam dirinya sih).

Jumlah komikku cukup banyak untuk dikumpulkan, tapi belum cukup banyak untuk disebar luaskan. Skill dalam berkomikku mulai tampak dimata dosen, hingga aku diajak bergabung ikut proyek komik dengan tema “local knowledge”. Enggak cuma itu, aku juga bikin fanspage di facebook khusus komik dan karya-karyaku yang lain. Sejauh ini, yang ikut fanspage itu baru 227, setengah darinya adalah temen-temen facebook ku sendiri yang udah tertanam dibenak pikirannya bahwa pria bernama Louis Cahyo itu pria yang tampan.

Memasuki pertengahan tahun 2012, sisi produktif mulai berkurang. Beban pikiranku mulai memasuki zona perkuliahan, pekerjaan, dan tidak lupa, bermalas-malasan. Tuntutan dalam dunia DKV di kampusku lebih kepada cara berpikir, sementara otakku sudah didesain sedemikian rupa untuk film porno (haa?!). Pikiranku cukup terbebani, hingga beberapa kali tiap abis mandi, baju kotornya malah masuk tong sampah. Entah apa aku terlalu jenius atau jeniusnya yang terlalu aku…

Hingga detik ini, aku masih belum memiliki hasrat untuk membuat karya. Menulis ini pun sebenarnya dalam keadaan terpaksa. Bahkan aku terpaksa menonton final Indonesian Idol 2012 untuk mendapatkan mood yang aku inginkan. Berkali-kali aku berusaha menemukan jati diriku yang dulu aktif membuat karya. Tetapi selalu saja aku lupa tiap kali liat lubang wc.

Semoga setelah menulis postingan ini, hasratku bisa kembali, tanpa harus mencari kitab suci ke arah barat. Aku tidak mau mengulangi kisah Sun Go kong. Kalau dalam film, fase seperti ini biasanya ada pada menit ke 45, dimana penonton udah kebelet pipis dan pengen ngemil lagi.

Sehingga dengan demikian, aku berberat hati untuk meminta teman-teman sekalian…

Mohon bantuan teman-teman untuk selalu mendukungku dalam the next handsome idol.
plis ketik sms, kirimin pulsa ke aku.
sms yang kamu terima langsung dari aku loh…

(saking gak jelasnya, ngomong jadi ngelantur, tapi yang mau ngirim pulsa, masih diterima kok)