Selasa, 31 Desember 2013

Berkah


Beberapa pihak mungkin berpikir bahwa tahun baru berarti hidup baru.

Hidup baru itukan bisa dilihat dari beberapa aspek. Misalkan hidup dengan kerjaan yang baru, hidup dengan gelar yang baru, hidup dengan baju yang baru, dan hidup dengan yang baru-baru lainnya.

Tapi kalo dibayangkan, misalnya tahun sebelumnya hidup dengan istri sebut saja Maya, masa pas tahun baru, pengen hidupnya sama istri yang baru? sebut saja Sophia. Kan gak masuk sama norma-norma hidup kemasyarakatan.

Trus misalnya lagi, tahun sebelumnya hidup dengan berjenis kelamin cowok. Masa nanti pas tahun baru, hidup dengan jenis kelamin yang baru juga? kan gak etis. Kecuali kalo di Thailand, harapannya mungkin beneran jenis kelamin baru.

Menurut penulis pribadi, tahun baru ini mungkin bukan mendapatkan sesuatu yang baru, tapi lebih tepatnya diperbarui, atau bahasa gaulnya "upgrade".

Jadi misalnya nih ya, punya istri namanya Latjuba,  tahun berikutnya, namanya diperbarui jadi Latcilukba. Wujudnya juga diperbarui, kalo tadinya cewek, sekarang jadi wanita.

Bagi penulis, tahun 2014 ini berharap supaya sudut pandang dalam melihat masalah itu bisa diperbarui biar lebih peka dan positif. Jadi kalo tahun sebelumnya ketemu masalah trus galau, tahun baru ini kalo ketemu masalah, tetep galau (tapi dikit), trus bikin solusi. Walaupun masalah, tetep bisa diubah jadi berkah. Belajar dari pemulung atau siapapun yang suka mendaur ulang, sampah bisa dijadikan berkah !

SELAMAT TAHUN BARU 2014!!



kata kunci: komik Indonesia, komik strip, komik gono gini, komik tahun baru, berkah, pemulung, sampah, Semarang

Rabu, 25 Desember 2013

Sinterklas Kribo


Sinterklas biasanya rambutnya putih, biar gak mainstream, Sinterklas yang ini rambutnya hitam, kribo pula!!
Jadi kalo Sinterklas biasanya naik kereta yang didorong sama rusa, kalo Sinterklas kribo bakal naik mobil yang udah di upgrade, bisa jungkat-jungkit, speakernya dobel dengan suara menggelegar, sambil nyalain musik hip-hop.

Kalo Sinterklas biasanya pake piyama merah dengan badan yang gede, kalo Sinterklas kribo pakenya tetep piyama merah, tapi kegedean bajunya. Celananya juga melorot-melorot sampe nyentuh tanah. Trus Sinterklas kribo bakal pake atribut blink-blink ala rapper. Pokoknya gaul abis. Cara ngomongnya juga yang pake logat orang negro amerika sana, "yo what's up yo, yo mama so fat, yo man!". Gaul kan?

Biasanya Sinterklas ngasih hadiah buat anak-anak yang kelakuannya baik selama setahun. Kalo Sinterklas kribo, yang dikasih hadiah bukan cuma yang kelakuannya baik, tapi juga yang gak nyanyiin lagu galau cinta-cintaan remaja, gak dengerin lagu-lagu alay, trus juga tontonannya di tv bukan acara da*syat atau Y*S.

Pokoknya Sinterklas kribo ini gaul banget. Sinterklas yang mengikuti perkembangan jaman sekarang. Mengikuti trend jaman sekarang. Gadget dari merk Cina sampe merk planet Jupiter, dia punya semua. Mau produknya apple sampe pohonnya apple, Sinterklas kribo ini punya.

Tak terkalahkan dan tak terdefinisikan. Ibarat karakter dalam film Lord of The Ring, dia ini malah sutradaranya.

Yah, pokoknya gitu deh Sinterklas kribo, Sinterklas kita semua, gak cuma anak-anak yang dikasih hadiah, tapi kakek-nenek yang baru nikah aja juga dikasih.

By the way, sebelum lupa, penulis mengucapkan,

SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU SEMUANYA!!
SEMOGA YANG TERBAIK DEH BUAT KITA SEMUA!!

(ucapan ini disponsori oleh salah satu pemain di Komik Gono Gini, yang bernama Katon. Terima kasih kepada Katon yang telah bersedia memerankan Sinterklas kribo dalam gambar)

Kamis, 28 November 2013

Kembalinya Si Penulis Blog

Setelah sekian lama blog gono gini menganggur, akhirnya muncul secercah harapan. Sepasang tangan dengan jumlah total jari sepuluh, mulai menyentuh keyboard. Segelas susu panas disamping pemilik tangan tersebut mengepulkan asapnya dengan indah, seolah mencari perhatian agar tangan-tangan itu mau menyentuh dirinya. Sesekali tangan-tangan itu tergoda oleh kepulan asap dari susu, namun tetap kembali kepada keyboard. Ketukan demi ketukan, ketikan demi ketikan, dengan malasnya jari-jari di tangan tersebut bergerak. Ketikan yang dihasilkan, tak lain hanyalah untuk mengisi kekosongan yang ada pada blog gono gini.

Ya, pemilik jari, tangan, dan susu tersebut, adalah sang penulis atau admin dari blog gono gini!!!
Ya, dia kembali!!
DIA KEMBALI!!

Namun, kembalinya si penulis, membawa dua berita, berita baik, dan berita buruk..

Berita buruknya, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa blog ini sepi ditelantarkan oleh penulisnya.
Berita baiknya, karna tidak banyak yang tahu, sehingga tidak terkesan ditelantarkan..

Alasan dari penulis atas pertanyaan,"kenapa nggak ngurusin blog setelah sekian lama?" adalah..

"mood nya suka ilang, jadinya males deh".





Kiranya segitu saja presentasi kembalinya si penulis...





Sekilas info, setelah mengalahkan proyek akhir, penulis sekarang sudah resmi jadi mantan mahasiswa, dan memulai kehidupan nyatanya..

Berikut adalah tugas akhir yang sudah diselesaikan dengan nyaris tidak sempurna..


Minggu, 25 Agustus 2013

Nilai of Kehidupan

Waktu masih sekolah atau kuliah, banyak orang yang hanya peduli sama nilai-nilai mata pelajaran yang mereka terima. Apapun dilakuin biar dapet nilai bagus, mulai dari nyontek temen, nyontek buku, sampai nyontek dari google.

Padahal, selain nilai-nilai pelajaran dan nilai perkuliahan, ada yang lebih penting, yaitu nilai kehidupan....
*kemudian langit bercahaya


kata kunci: komik Indonesia, komik strip, komik gono gini, nilai mahasiswa

Nilai

Hampir mayoritas orang-orang Indonesia itu sekolah atau kuliah demi mengejar nilai... tapi ada juga yang hanya mengejar ijasah, makanya ada kejadian ijasah palsu...


kata kunci : Komik strip, komik indonesia, komik gono gini, nilai, mahasiswa

Baru

Sering banget kita hanya peduli untuk memperbarui sesuatu yang tampak "wow". Padahal ada yang lebih penting untuk kita perbarui, yaitu "sikap".


Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, baju baru, hati baru

Minggu, 11 Agustus 2013

Sepi

Jadi dulu sempet ikutan komunitas komik gitu di kampus. Suatu ketika ngadain pertemuan di salah satu mall ternama di Semarang, yaitu Citraland. Yang ada dibayangan saat itu adalah, pasti yang dateng banyak. Begitu sampe, ternyata yang datang gak lebih dari lima orang...

Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, komunitas komik

Mercon

Udah tahu bahaya, tapi tetep dimainin, itulah mercon. Tapi manusia emang suka cari tantangan. Walau maut membentang, yang penting menantang...


Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, mercon, kembang api, tantangan

Bola Damai

Mau beda pendapat, beda keyakinan, beda sudut pandang, beda isi kantong uang, pokoknya, sepak bola menyatukan dunia...


Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, sepak bola, bersatu

Lembur

Lembur memang lebih bermanfaat daripada begadang. Tapi sekali overdosis, bisa bikin ketagihan...


Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, lembur, tugas, xmen

Tugas Gila

Menyicil tugas, adalah teknik paling dasar untuk bisa survive dalam kehidupan perkuliahan...


Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, tugas, lembur, mahasiswa

Mac


Suatu Ketika

Ini hanya sebagian kecil dari kehidupan mahasiswa Desain Komunikasi Visual. Komik ini dibuat pada saat kumpul bersama komunitas Kobokan, sebuah komunitas komik yang berdomisili di Semarang, terutama Unika.

Premanisme

Premanisme, dalam artian yang tidak sebenarnya, adalah preman yang ingin tampil manis sekali...

Tolong Medik

Ketika medik membutuhkan pertolongan medis...

Pengamen

Semua orang pasti pernah ngerasain lagi makan, tiba-tiba didatangin pengamen. Pengamennya gak cuma satu, kadang malah sampe rombongan datang silir berganti. Anehnya, gitarnya selalu sama walaupun orangnya yang nyanyi beda.

Kalo Nyetir Hati-Hati

Pokoknya kalo nyetir, hati-hati aja deh, jalanan di Indonesia sungguh liar..

Karya Pameran

Dalam kehidupan mahasiswa DKV (Desain Komunikasi Visual), berkarya adalah satu hal wajib yang memang harus dilakukan. Apalagi kalo bikin karyanya karna ada embel-embel nilai tambah, wajib semakin wajib hukumnya...

Kamis, 08 Agustus 2013

Ucapan Gaul

Ketika bahasa gaul adalah bahasa alay...

Maaf Maaf

Selamat Lebaran ya buat segenap pengunjung Blog Gono Gini yang secara sengaja maupun tidak sengaja mampir berkunjung. Mohon maaf kalo misalnya jarang ngepost sesuatu, ini semua murni karna rasa malas untuk eksis. Bener-bener murni kayak berlian. Jadi dosa saya sungguh besar sebenarnya..

Rabu, 01 Mei 2013

Album Perdana Tentang Pacaran


Kalo kupu-kupu suka hinggap di bunga, wajar aja. Kalo lebah suka madu, wajar aja. Kalo cowo suka sama cowo, hajar aja!! Untung aja aku tidak terlahir sebagai seorang cowo yang suka sama cowo alias suka sesama jenis, alias maho, manusia homo. Heran juga sebenarnya, bagaimana mungkin seorang pria yang terlahir sebagai pria lengkap dengan properti ke pria an nya bisa menyukai pria yang terlahir sebagai pria lengkap dengan properti ke pria an nya juga. Pada dasarnya pria itu berpasangan dengan wanita, bahkan manusia purba pun tahu hal ini, meski mereka belum bisa baca tulis, apalagi maen PS. Untuk itulah, sebagai wujud dalam rangka sebagaimana mestinya seorang pria, maka aku akan mewujudkannya dengan pacaran bersama seorang wanita atau perempuan tulen.

Bisa dibilang ini adalah album perdana dalam kehidupanku tentang berpacaran. Sebelumnya pernah nembak cewek,tapi gagal dan ditolak matang-matang. Maka dari itu sekali lagi akan kubuktikan bahwasanya aku juga bisa berpacaran (untuk sepersekian minggu, hal-hal mengenai pelajaran jadi urutan nomor dua).

Sebagaimana mestinya dalam berpacaran, tahap awal adalah mencari mangsa yang tepat,terutama wanita tulen (ekstra hati-hati dengan jebakan maho). Kemudian tahap pedekate, lalu tembak deh dengan senjata revolver kaliber 9 mm. Tapi karena niatnya cuma pengen pacaran, tahap pedekate pun di skip dan langsung pada tahap penembakan. Target utama sebut saja Diah (nama tidak disamarkan). Dengan secarik kertas kutuliskan kata-kata mutiara yang bermakna,”mau nggak jadi pacarku?”.

Surat pun dikirimkan dari tangan ke tangan, dari hati ke hati (waktu itu hape belum booming dikalangan anak smp kelas 1, apalagi sms, facebook, twitter). Dengan kecepatan 500 mb per sekon, pesan langsung dibalas. Aku lupa waktu itu balesnya pake surat juga atau bahasa isyarat, yang jelas intinya adalah...
DITOLAK

Ini merupakan kedua kalinya aku ditolak. Dengan melakukan meditasi di gunung krakatau, aku melakukan instropeksi diri disertai dengan push up dan sit up. Apa sebenarnya yang membuat diriku ditolak? Apa jangan-jangan ada yang menfitnah bahwa aku adalah homo?? Sungguh sukar dipercaya kalo ada yang menfitnah homo.

Hari demi hari kulalui tanpa mengingat penolakan tersebut (dan entah mengapa pelajaran masih tetap diurutan kedua). Hari pertama masih down. Hari kedua makin down. Hari ketiga tambah down lagi. Kemudian hari keempat, lima, dst, down worry be happy. Tepat seminggu setelahnya, hal itu menjadi terlupakan.

Dengan planning awal akan meneruskan kegiatan sehari-hari (hal-hal tentang pelajaran menjadi urutan ketiga), aku berjalan menyongsong matahari. Semua berjalan normal hingga di pagi yang bolong itu, temen-temennya Diah seakan-akan menyorak-nyoraki. Naluri detektifku beraksi, apa yang terjadi gerangan? Namaku pun dipanggil mereka dan aku datang menghampiri para wanita histeris ini.

Aku lupa gimana kejadiannya, yang jelas, Diah telah mengetahui kebenaran tentang diriku, bahwa aku bukanlah homo, aku adalah pria diantara pria (man of the man). Dia pun memintaku untuk jadi pacarnya. Sebenarnya aku pengen nolak,untuk mempertahankan kadar keren dalam tubuhku. Dengan sigap kujawab,

”iya, aku mau.”
Sejak saat itu gelar kejombloanku lepas.

Kembali lagi kulalui hari demi hari, namun kali ini dengan status in a relationship. Karena masih kecil imut-imut dan polos, aku tak tau bagaimana cara berpacaran yang baik dan benar. Tiap ketemu sama sang pacar,yang ada malah malu-malu kucing dan ngumpet gak jelas. Status pacaran hanya bikin jarak semakin jauh. Aku mikir,apa enaknya pacaran? Apa bedanya pacaran sama musuhan, kalo endingnya cuma saling menghindar gini?? Kalopun ngobrol paling cuma sebentar (dan topiknya benar-benar gak mutu).

Aku pun kembali berpikir untuk mengambil gelar kejombloanku. Namun karena masih kecil imut-imut, aku juga gak tau gimana caranya putus. Sampai tiba hari itu, hari dimana aku merebut kembali gelar kejombloanku.

Disiang hari sebelum pukul 12 siang. Pelajaran sedang berlangsung. Diah disuruh maju,bersama beberapa temen-temen kelas. Kebetulan Diah berdirinya dideket temenku cowo namanya Bagus.

Salah satu temanku berkata,
”wis, jangan cemburu ya wis,biasa aja.”
 sambil ngipas-ngipasin.

Momen pengipasan itu sempat aku nikmati beberapa sekon, lalu kujawab,
”kan kita uda putus,hhahahhah...”

”yang bener wis?? Masa gara-gara berdiri sebelahan gitu langsung putus?”

”ya enggak lah.”

kemudian Diah dan temen-temenku yang tadi maju langsung duduk. Temenku yang tadi ngipas-ngipasin langsung nanya ke Diah (kebetulan duduknya deket),
”eh, kamu uda putus ya?”

trus aku kasih aba-aba ke Diah, mengedipkan mata,lalu dia jawab,
”iya kok,udah putus.”
temenku tadi masih ngira ini semua adalah permainan kotor belaka.

Pas pulang sekolah, Diah nanya,
”emang kita putus ya??”

Dengan wajah tanpa dosa, aku jawab,

”iya putus.”
trus langsung kabur tanpa tanggung jawab.


Selasa, 23 April 2013

Oii, Adiknya Hendrik


                
Masa Orientasi Siswa, singkatan dari MOS, adalah 3 hari awal di SMP, dimana kakak kelas melancarkan aksi untuk membuat murid baru menjadi kerepotan, dan jujur aja sangat membosankan. Berpetualang di lingkungan sekolah, mencari kelas yang dituju, dan mendapatkan tanda tangan dari target yang ditentukan. Kemudian disuruh bawa barang-barang aneh gak jelas tujuannya, yang endingnya tu barang jadi sampah. Dalam bahasa yang sederhana, MOS itu intinya adalah pengenalan sekolah kepada murid baru (dan tujuan membawa barang-barang aneh pun masih tetap misteri abadi).

                Alkisah pas misi mencari tanda tangan anggota OSIS, bersama teman-teman  yang baru dimasukkan dalam daftar “best pal”, kita semua berkeliling sekolah, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah, bersamudera, bersama teman, semuanya...
Mulai dari komplek anak kelas 2 A sampai kelas 3 G, semua dijelajahi. Kebetulan kakakku yang bernama Heinrich (dalam bahasa Indonesia menjadi Hendrik) juga berguru di SMP 21. Dan ketika berada di komplek kelas 3, muncullah sesosok dua sosok tiga sosok, yang berkata, “oi, ada adiknya Hendrik!!”. Bisa ditebak, suara itu muncul dari penggemarku.

                Kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” ternyata masih tetap berlangsung bahkan sampai MOS berakhir. Aku pun sempat menambah MOS menjadi seminggu, namun kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” tidak sirna jua. Tiap lewat komplek anak kelas 3, atau bertemu dengan anak kelas 3 di kantin, atau bahkan berpapasan dengan anak kelas 3 di wc saat menerima panggilan power ranger, kata-kata itu tetap terlontar sejauh 5 meter panjangnya.

                Karena masalah ini, namaku menjadi lenyap ditelan kata-kata,”oi, ada adiknya Hendrik!!” dikalangan anak kelas 3, dimana seharusnya aku dipanggil ”oi, ada si tampan!!”. Hal ini juga membuat nama kakakku semakin melambung tinggi di angkasa, sementara aku semakin ditelan dan dikunyah.

                Otakku yang tadinya bermalas-malasan sekarang mulai berputar lagi. Selain mikirin buat pelajaran, aku juga mikirin, bagaimana caranya menghilangkan budaya panggilan seperti itu. Beberapa ide buat mencari nama pun muncul, seperti membajak kantin, mengebom wc, meneror ruang kepala sekolah, dan lain-lain. Tapi hanya satu yang memungkinkan, yaitu mengubah gaya rambut !!!

Sebuah cara mengubah style diri dengan menata rambut sedemikian rupa menyerupai artis tak dikenal. Terinspirasi dengan gaya rambut temanku, Firman, yang juga seperti rambutnya Tintin, yaitu bergaya jambul. Dengan mengobrak abrik bagian poni, dan menatanya keatas bagai tanduk macan (pada adegan ini, tampak jelas jidatku yang lebar terbang ke angkasa).  Setelah 40 hari 40 malam berpuasa, akhirnya tatanan rambut ala Tintin beraksi, bagai gorilla di daun talas. Dengan langkah tegap maju jalan, bersama teman-teman sehati dan sejiwa, melewati kawasan anak kelas 3. Beberapa teman kakakku ada yang mengawasi dengan seksama dan tersilaukan oleh kemilau cahaya jidatku yang lebarnya minta ampun, dan kemudian seperti orang yang melihat cahaya keabadian, mereka berkata,”oi, ada adiknya Hendrik!!”.
Misi pun gagal dan kasus ditutup.

                Otakku kembali berpikir,sebenarnya ada apa gerangan yang menyebabkan adanya panggilan seperti itu. Apakah karna nama Louis kurang populer atau nama Hendrik lebih populer, hanya Tuhan yang tahu. Setelah mencari dan berpikir dengan seksama, akhirnya lampu neon menyala. Bukan masalah nama mana yang populer, tetapi karena keberadaan kakakku yang populer. Bahkan keberadaanku menjadi dikenal karena kakakku, walaupun dengan sebutan, “adiknya Hendrik”. Dan sepertinya tidak ada masalah dengan sebutan itu, setidaknya teman dan guruku tidak menyebut begitu, tetapi dengan sebutan “si bodoh”.

                Kelak suatu saat di masa mendatang, dimanapun aku berada, baik di wc ketika menerima panggilan power ranger, atau mungkin di kamar mandi ketika menerima panggilan alam, kalau ada temennya Hendrik, pasti aku dipanggil,”oi, adiknya Hendrik!!”

Minggu, 03 Maret 2013

Bapak Bervolume Besar


Suatu malam, saya bersama kakak saya yang pertama nongkrong di sebuah warteg terkenal yang bernama KFC. Layaknya anak muda biasa yang nongkrong sambil hotspot-an, saya tidak melakukan hal yang mencurigakan dan menarik perhatian. Namun entah kenapa, ada yang melakukan hal tersebut. Tanpa basa basi, orang berjenis kelamin pria dan udah bapak-bapak itu ngobrol ditelepon sambil mengeraskan suara. Bayangin harimau yang mengaum, nah kira-kira suaranya  setengah dari itu.

Saking kerasnya suara bapak itu, kakak saya yang pake earphone sampai denger. Gelombang suara yang dihasilkan bapak itu mampu menembus renyahnya ayam KFC pelanggan lain. Bahkan lagu yang udah di siapkan oleh pihak KFC aja sampau kalah suaranya.

Sambil dengerin suara bapak itu, saya mencoba mencerna makanan diperut dan mencerna situasi, sekiranya apa yang membuat bapak itu mengeluarkan gelombang suara yang dahsyat. Saya mulai menganalisa pakaian bapak tersebut. Dari model fashion yang dipakai, kemungkinan bapak ini adalah mandor (kepala) pekerja bangunan, atau bahkan pekerja bangunan itu sendiri. Model handphone yang dipakai bukan tipe touchscreen, jadi kemungkinan pendapatan bapak ini kurang dari 5 miliar per bulan. Dan terakhir, bahan obrolan bapak itu seputar proyek, entah proyek apa, namun sepertinya berkaitan dengan jual beli.

Setahu saya, pembicaraan ditelepon dengan volume suara 20% aja udah bisa didengar. Tapi bapak ini volumenya sampe 300%. Wajar aja sih sebenarnya kalo volume 300% pas telepon, selama itu lingkupnya masih dirumah. Lalu saya mencoba mencocokan dengan hasil analisa sebelumnya tadi, bahwa tipe orang seperti bapak bervolume besar itu lahirnya bukan dipusat kota. Kemungkinan besar bapak ini lahir didaerah yang masih alami, belum banyak bangunan tingkat 10. Karena lingkungannya yang masih alami, bapak ini terbiasa berbicara dengan suara yang keras. Bisa dikatakan bahwa lingkungan masa kecil bapak ini ada di pedesaan.

Kehidupan di pedesaan sendiri sangat akrab, dekat dengan tetangga sekitar, gotong royong, dan berbagai info lainnya yang umumnya kita ketahui. Karna sangat akrab, kemungkinan permasalahan satu warga di desa itu bisa diketahui oleh seluruh warga desa lainnya. Mirip-mirip sama gosip di infotainmen yang sering dibicarain ibu-ibu gitu.

Lingkungan yang seperti itu membuat si bapak bervolume besar terbiasa dengan volume yang besar, karna tidak ada permasalahan yang pribadi, adanya permasalahan bersama. Jadi kalo ngomongin masalah, mau pribadi, mau umum, tetep bervolume besar. Beda sama kehidupan orang perkotaan yang menganggap masalah pribadi adalah urusan pribadi, jadi harus dipecahkan sendiri. Kecuali kalo masalah itu udah diliput media.

Makanya kita sering lihat orang perkotaan pas nerima telepon, kadang minta ijin keluar, agar lebih privat. Kalo si bapak bervolume besar ini, enggak perlu ijin keluar, langsung angkat, dan katakan dengan lantang ”HALO!!!?”, siapapun orang disekitarnya.

(postingan ini ditulis setelah bapak bervolume besar tadi sudah pulang)