Rabu, 30 Juli 2014

U.A.S (bab 33)

Sebuah pertarungan yang pasti (100%) akan dihadapi oleh anak-anak tahun ajaran akhir di sekolahnya. Sebuah pertarungan yang tak terelakkan lagi. Sebuah pertarungan yang dimana kalo gagal bakal ngulang setaun n gak dapet sertifikat bukti kelulusan. Yak,inilah, sebuah pertarungan yang biasa kita sebut sebagai ”U.A.S”.

Aturannya simpel aja, kerjain soal yang disediakan dengan benar dan tepat. The problem is (buat yang punya kadar kepintaran rata-rata alias pas-pasan) gak gampang buat ngejawab semua pertanyaan dari berbagai mata kuliah dengan baik dan benar, apalagi buat yang punya kadar kepintaran rata-rata alias pas-pasan. Dan aku adalah salah satu dari miliaran umat manusia yang punya kecerdasan setingkat lumba-lumba vegetarian yang suka makan kornet sapi ditengah malam.

Menjelang ujian, entah kenapa para guru berubah menjadi beringas bukan main. Secara tiba-tiba, peraturan dan undang-undang yang dibuat oleh pihak sekolah menjadi 100 juta kali kertas lipat lebih ketat dari sebelumnya (mengalahkan celana pendek ketat alias hotpant), terutama masalah rambut. Kalo ada murid yang ketahuan punya rambut gondrong, secara dramatis helikopter muncul dilangit dan pasukan khusus turun pake tali sambil ngantongin gunting kebon bapaknya masing-masing. Murid gondrong tadi pun langsung dibawa kesebuah ruangan khusus dan diinterogasi abis-abisan. Keesokan harinya murid tadi gak punya rambut, bahkan sehelai bulu pun tak tampak di tubuhnya.

Selain itu entah kenapa, murid-murid berubah jadi pada rajin belajar dan berbakti kepada orang tua. Anak hip hop pada ngejualin kalung emasnya buat beli buku pelajaran. Anak buta huruf pada pake kacamata buat baca buku pelajaran. Anak istri pada nunggu bapaknya di rumah buat ngasih pelajaran.


Dengan cara apapun semua murid pada berusaha buat menghadapi ujian akhir sekolah. Dan aku pun udah mempersiapkan diri sejak kelas 1 smp dengan mengikuti bimbingan belajar di primagama (promosi dikit). Setidaknya aku udah nyolong start dari awal, walopun perkembangan otakku berjalan cukup lambat. Sedangkan mereka yang emang dikaruniai kecerdasan lebih dari seekor lumba-lumba vegetarian yang suka makan kornet sapi di malam hari, cukup dengan mengupil sambil belajar, maka materi ujian pun akan terserap semua bagai black hole.

Setelah berkutat berhari-hari dengan buku pelajaran yang entah kenapa cukup handal jadi dongeng sebelum tidur (mungkin karna tiap abis baca langsung ngantuk), jiwa raga pun akhirnya siap menghadapi takdir. Lembar soal didepan mata, pensil berjarak 3 cm dari jari-jari, penghapus didalam kotak pensil berwarna kuning hadiah dari mc donald, dan mesin pemikir didalam tengkorak dengan menggunakan tenaga uap. 120 menit adalah waktu yang disediakan, tapi itu belum termasuk makan, minum, istirahat, refreshing, nyari gebetan. Jika semua dijumlahkan, maka waktu yang dibutuhkan adalah 40 hari 40 malam!!??

Bermodalkan kepedean yang tinggi dan naluri hewani, 80% soal aku kerjakan sendiri, sedangkan sisanya hanya mengandalkan bala bantuan dari temen-temen yang baik hati memberikan jawabannya pake kode jari ajaib. Budaya jari ajaib ini kelak akan terus menjadi jurus andalan buat makhluk-makhluk yang kehabisan akal budinya. Bisa dibilang, jurus turun temurun ini adalah musuh bebuyutannya U.A.S, dimana ada U.A.S, disitu ada jari-jari ajaib.

Untung pas taun ku, ujian yang diujikan masih Cuma 3 mata pelajaran, taun ajaran selanjutnya U.A.S bakalan ditambah pelajaran IPA, lalu mungkin berlanjut ditambah IPS, lalu PPKN, lama-lama bakal ada ujian tata boga. Kebayang seorang murid laki-laki berbadan tegap dan gagah, dengan sekumpulan bulu yang mulai muncul di atas mulutnya dan di dagunya, gagal menghadapi ujian memasak tingkat nasional. Trus karna depresi, si murid langsung bunuh diri, lalu masuk berita, ”seorang siswa kelas 3 SMP ditemukan bunuh diri di pohon cabe dikarenakan tidak lulus dalam ujian memasak”.

3 hari pada masa ujian serasa 3 tahun, 3 minggu pada masa liburan serasa 3 jam. Mungkin teori itu belum sempet dipublikasikan oleh Albert Einstein, tapi percayalah, bahkan bapak Einstein pun tidak pernah mengemukakannya. Dan layaknya budaya negara kita, kalo abis ujian, pasti pada langsung kluyuran nggak jelas, seolah-olah baru keluar dari penjara LP Cipinang..


Walopun tidak tahu apakah kelak nantinya akan lulus ato tidak,yang jelas setelah U.A.S, having fun adalah wajib hukumnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar