Maraknya pemberitaan di
media seputar pemilihan calon gubernur Jakarta ,
membuat saya berpikir, saya kan bukan orang
orang Jakarta ??
Oke, meskipun saya bukan orangJakarta ,
tapi boleh lah ‘kepo’ dikit tentang salah satu calonnya yang juga walikota dari
Solo. Tidak lain tidak bukan, sebut saja, pak Jokowi !!
Oke, meskipun saya bukan orang
Yeah!!!
Melalui pengamatan singkat
ala kadarnya oleh seorang mahasiswa tanggung amatiran, dalam kasus ini yaitu
saya, pak Jokowi ini adalah kandidat calon pemimpin yang sangat berkompeten.
Coba lihat bagaimana kota Solo sekarang ini??
Kalo lihatnya dari peta, mungkin nggak keliatan, tapi coba kalo liatnya
dari buku atlas…. Tetep nggak keliatan juga kayaknya. Jadi mending datang
langsung ke kota nya, kemudian foto pake instagram, tweet tentang itu, update
status, dan tidak disarankan untuk foto alay apalagi joget joget kayak
penontonnya acara dahsyat.
Disaat walikota yang lain
mengijinkan pembangunan mall sehingga menambah kaum alay, pak Jokowi malah
membangun pasar. Disaat walikota yang lain punya satpol PP berbadan hulk dengan
jurus kasar, pak Jokowi punya kepala satpol PP yang anggun dengan jurus
pendekatan sosial. Disaat saya nggak punya badan yang kotak-kotak, pak Jokowi
sudah berkotak-kotak….. bajunya.
Sejauh ini, berbagai sepak terjang sepak bola pak Jokowi yang saya dengar, telah dilakukan pada saat beliau memang menjabat sebagai walikota, bukan pada saat masa kampanye. Sejujurnya saya tidak tahu apa aja yang diutarakan oleh pak Jokowi pada saat kampanye. Tetapi saya tahu beliau telah bekerja sebagaimana mestinya seorang walikota yang baik dan benar menurut bersama, bukan menurut uang atau unsur intrinsik lainnya.
Bandingkan dengan calon calon lain yang mainstream, yang cuma melakukan tindakan baik hanya pada saat masa kampanye doank. Tapi setelah masa kampanye selesai, semua tindakan baik tadi hilang. Calon calon yang seperti itu tadi sebenarnya berkelakuan baik cuma untuk demi, ibarat kata, cari muka. Benar-benar tidak konsisten kelakuannya. Mendingan juga saya, tiap hari kelakuannya enggak baik, tapi konsisten dan terus menerus. (jangan dicontoh, cukup dibaca).
Sejauh ini, berbagai sepak terjang sepak bola pak Jokowi yang saya dengar, telah dilakukan pada saat beliau memang menjabat sebagai walikota, bukan pada saat masa kampanye. Sejujurnya saya tidak tahu apa aja yang diutarakan oleh pak Jokowi pada saat kampanye. Tetapi saya tahu beliau telah bekerja sebagaimana mestinya seorang walikota yang baik dan benar menurut bersama, bukan menurut uang atau unsur intrinsik lainnya.
Bandingkan dengan calon calon lain yang mainstream, yang cuma melakukan tindakan baik hanya pada saat masa kampanye doank. Tapi setelah masa kampanye selesai, semua tindakan baik tadi hilang. Calon calon yang seperti itu tadi sebenarnya berkelakuan baik cuma untuk demi, ibarat kata, cari muka. Benar-benar tidak konsisten kelakuannya. Mendingan juga saya, tiap hari kelakuannya enggak baik, tapi konsisten dan terus menerus. (jangan dicontoh, cukup dibaca).
Yakin deh, calon calon yang
cari muka dan uang muka itu, kerjaannya pasti banyak yang nggak keliatan.
Sekalinya keliatan, tujuannya ya cari muka. Orang yang bertindak untuk cari
muka dan yang untuk kepentingan bersama itu keliatan banget.
Yang cari muka itu contohnya
misalnya dalam sebuah mall, ini misalnya loh ya, jangan dianggap serius.
Misalnya di mall itu ada seorang mr. F, dateng ke sebuah toko sepatu ber merk
dengan pendapatan tertinggi di mall. Mr. F ini nyobain sepatu di toko itu,
terus langsung beli. Kebetulan disitu ada beberapa wartawan yang meliput si mr.
F yang terkenal, ceritanya wartawan dari planet mars. Nah, mr. F ini abis beli
sepatu, berkata kepada penjaga tokonya yang bertubuh kecil pendek,
“wahai engkau rakyatku yang
tampan tinggi nian, aku berikan engkau uang ini, karena aku baik hati..” Sambil
ngasih uang tunai berpuluh juta.
Penjaga toko bertubuh kecil
pendek itu hanya diam tanpa kata, seolah jenuh, tanpanya. Kemudian mr. F
melanjutkan,
“wahai para wartawan dari planet mars, sebarkan berita ini, jangan lupa, cantumkan ‘mr. F si baik hati’…”
Mungkin terdengar agak lebay ceritanya, namun apabila terjadi kesamaan, jangan disama-sama kan, takutnya enggak sama. Dari cerita diatas, bisa dibayangkan betapa cari muka si mr. F ini. Bayangin, ngapain juga ngasih duit berpuluh juta ke sebuah toko ber merk?? Apa coba motivasinya?? Aneh kan?? Saya yang bikin ceritanya aja jadi turun kadar IQ nya.
Kembali ke cerita seputar pak Jokowi, awalnya saya sedih, karena beliau menjadi calon pemimpin Jakarta. Kenapa yang baik dan yang terbaik selalu pergi ke ibu kota Indonesia?? Tidak habis pikir, tidak adil rasanya. Dengan makan buah apel, saya berharap jadi cerdas hingga kembali berpikir positif.
“wahai para wartawan dari planet mars, sebarkan berita ini, jangan lupa, cantumkan ‘mr. F si baik hati’…”
Mungkin terdengar agak lebay ceritanya, namun apabila terjadi kesamaan, jangan disama-sama kan, takutnya enggak sama. Dari cerita diatas, bisa dibayangkan betapa cari muka si mr. F ini. Bayangin, ngapain juga ngasih duit berpuluh juta ke sebuah toko ber merk?? Apa coba motivasinya?? Aneh kan?? Saya yang bikin ceritanya aja jadi turun kadar IQ nya.
Kembali ke cerita seputar pak Jokowi, awalnya saya sedih, karena beliau menjadi calon pemimpin Jakarta. Kenapa yang baik dan yang terbaik selalu pergi ke ibu kota Indonesia?? Tidak habis pikir, tidak adil rasanya. Dengan makan buah apel, saya berharap jadi cerdas hingga kembali berpikir positif.
Pikiran positif saya
menjelaskan, keberhasilan pak Jokowi ini memang sudah jelas. Kalau Solo bisa
sedemikian majunya, bayangkan bila permasalahan Jakarta dapat dituntaskan?
Seandainya Jakarta bisa diselesaikan oleh beliau, akan ada banyak kemungkinan
hal tersebut dipublikasikan oleh media, dan menginspirasi kota lain untuk ikut
bertindak juga. Kalau sudah begini, maka peranan Pak Jokowi sudah hampir setara
dengan presiden, hampir…
Berhubung saya bukan warga Jakarta, saya berharap pak Jokowi yang menjadi pemimpin untuk Jakarta selanjutnya. Saran saya untuk para pemilih, pilihlah dengan cerdas. Apabila ada pasangan calon yang melakukan kampanye dengan menyebar hadiah, terimalah, tetapi janganlah dipilih.
salam dari seorang mahasiswa amatiran yang cukup sok tahu… :V
NB: ‘kepo’ adalah sebuah istilah yang saya sendiri tidak tahu asal muasalnya, yang memiliki arti yaitu sebuah rasa ingin tahu seseorang akan sesuatu yang berlebihan.
Berhubung saya bukan warga Jakarta, saya berharap pak Jokowi yang menjadi pemimpin untuk Jakarta selanjutnya. Saran saya untuk para pemilih, pilihlah dengan cerdas. Apabila ada pasangan calon yang melakukan kampanye dengan menyebar hadiah, terimalah, tetapi janganlah dipilih.
salam dari seorang mahasiswa amatiran yang cukup sok tahu… :V
NB: ‘kepo’ adalah sebuah istilah yang saya sendiri tidak tahu asal muasalnya, yang memiliki arti yaitu sebuah rasa ingin tahu seseorang akan sesuatu yang berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar