Akhirnya, di toko buku, ada nama Louis C.K.B...
Jadi semua ini berawal dari satu buah kejadian yang mungkin paling ditunggu-tunggu oleh orang-orang jomblo, yaitu sms masuk (kalau jaman sekarang mungkin chat atau bbm masuk). Namun kali ini, sms yang masuk ke hape saya berasal dari seorang cowok, sebut saja Agung (nama sebenarnya), seorang komikus ternama yang menciptakan tokoh Si Gundul. Isi smsnya ini kurang lebih mengenai ajakan untuk membuat komik kompilasi tentang sepak bola. Isi sms ini bisa disejajarkan dengan isi sms dari cewek yang jadi idaman.
Jadi semua ini berawal dari satu buah kejadian yang mungkin paling ditunggu-tunggu oleh orang-orang jomblo, yaitu sms masuk (kalau jaman sekarang mungkin chat atau bbm masuk). Namun kali ini, sms yang masuk ke hape saya berasal dari seorang cowok, sebut saja Agung (nama sebenarnya), seorang komikus ternama yang menciptakan tokoh Si Gundul. Isi smsnya ini kurang lebih mengenai ajakan untuk membuat komik kompilasi tentang sepak bola. Isi sms ini bisa disejajarkan dengan isi sms dari cewek yang jadi idaman.
Tanpa berpikir dua kali, saya langsung tertarik untuk ikut
ambil bagian dalam kompilasi komik ini. Kemudian dari informasi lebih lanjut,
komik kompilasi ini terdiri dari tiga komikus, yaitu saya, mas Agung, dan Bagus.
Bagus ini termasuk salah satu komikus ternama juga yang menciptakan tokoh
Monro. Dari ketiga komikus ini, hanya saya yang belum menjadi komikus ternama,
paling nama saya hanya muncul di absen kelas, atau paling sedih, hanya muncul di
akta kelahiran.
Proses pembuatan komik diawali dengan bergabung di grup
eksklusif di Facebook khusus untuk proyek kompilasi komik bola ini. Setelah
bergabung, hal yang pertama saya lakukan adalah bertanya-tanya mencari informasi
mengenai sepak bola dan sebagainya.
Kebetulan saya adalah warga Negara Indonesia yang taat pada
semboyan,”malu bertanya, sesat di jalan”. Jadi dikit-dikit selalu bertanya.
Pernah kepikiran buat bertanya, “mas Agung, gambarnya boleh pakai tangan
kanan?”, namun hal tersebut tidak saya lakukan karena jawabannya bisa saya temukan
sendiri di internet.
Setelah cukup mendapatkan informasi, akhirnya saya mulai
dengan mencari ide cerita. Muncullah ide untuk membuat sekumpulan orang yang
belajar bermain sepak bola, namun kandas begitu saja. Setelah menulis ide
cerita, saya lanjutkan dengan menggambar sketsa kecil untuk keseluruhan cerita.
Pada akhirnya saya berhasil menyelesaikan komik itu sebelum komik itu
menyelesaikan saya.
Proses pembuatan komik ini bisa dibilang cukup santai
ditengah ke-rada-sibukan saya bekerja sebagai desainer grafis di brand clothing
Semarang (walaupun sekarang sudah keluar). Karena sebelumnya saat tugas akhir untuk syarat
kelulusan, saya bikin komik juga berjumlah 80 halaman (total 90 halaman) dalam
waktu dua bulan. Namun untuk proyek kompilasi komik bola ini, saya bikin 30
halaman dengan waktu yang sama, walaupun tingkat kesulitannya berbeda. Setidaknya
dalam pengerjaan komik ini, saya sempat libur dua hari tanpa menyentuh proyek komiknya.
Namun karena sikap santai ini, saya harus menanggung
resikonya. Dua minggu sebelum batas waktu yang ditentukan, saya harus mendadak
jadi cerdas dan tampan agar bisa menyelesaikan komik ini tepat waktu. Berbagai
manuver saya lakukan, seperti misalnya makan pakai tangan kiri dan tangan kanan
buat mengedit komik di laptop, atau kadang sebaliknya, makan laptop pakai
tangan kiri, dan mengedit makanan di laptop pakai tangan kanan.
Singkat kata, pada intinya adalah kompilasi ini berjalan
lancer dan saya cukup bahagia atas hal tersebut, mengalahkan kesedihan saya
selama di toilet selama ini.
Terjadinya komik ini merupakan sebuah kebanggan bagi saya,
karena ini adalah pertama kalinya nama
saya muncul di sebuah sampul buku komik, biasanya nama saya hanya muncul di
absen kuliah. Oleh sebab itu, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas mukjizat yang diberikan selama ini. Kemudian kepada
anggota keluarga dimana saya tinggal, Papa, Ibu, Mas Erik, Hendrik, dan Novi.
Tanpa peran serta mereka secara psikologis, saya tidak akan hadir disini.
Kepada rekan komik saya dalam buku ini, mas Agung Prabowo,
selaku ketua proyek ini dan juga pemberi harapan dan kesempatan bagi saya.
Kemudian ada Bagus Prasetio, yang secara diam-diam menjadi inspirasi saya
melalui karyanya, meski secara usia lebih muda, namun secara kemampuan
berkomik, saya ada dibawahnya.
Kepada Agnes Indah, yang secara tidak langsung meningkatkan
moral saya dalam mengerjakan komik ini, serta mau menjadi penampung dari ampas
otak saya. Dan kepada teman-teman lain yang tadinya mau saya kejutkan dengan
kehadiran komik ini malah berakhir dengan tidak terkejut.
Kepada teman-teman ngomik.com, meski saya sudah tidak aktif
disana, namun karya-karya kalian telah menginspirasi dan memotivasi saya. Juga
teman-teman komikus serta komunitas penggiat seni di Semarang yang sudah
mengadakan acara sehingga pengetahuan saya jadi bertambah.
Tak lupa juga, kepada para pemirsa setia maupun yang tidak
setia dari “Komik Gono Gini”, berkat dukungan kalian, saya jadi tetap memiliki
alasan untuk membuat komik. Tanpa kalian para pemirsa, apalah saya ini…
Dan terutama, meski diketik paling terakhir, namun tidak
kalah pentingnya, yaitu para penggiat komik di Indonesia, yang turut
mengembangkan dunia perkomikan lokal dengan caranya masing-masing. Saya yakin,
kelak suatu saat, akan ada rak buku khusus komik-komik Indonesia di toko buku
yang ada di kutub utara. Maju terus komik dan karya-karya anak bangsa
Indonesia!!!