Selasa, 31 Desember 2013
Berkah
Beberapa pihak mungkin berpikir bahwa tahun baru berarti hidup baru.
Hidup baru itukan bisa dilihat dari beberapa aspek. Misalkan hidup dengan kerjaan yang baru, hidup dengan gelar yang baru, hidup dengan baju yang baru, dan hidup dengan yang baru-baru lainnya.
Tapi kalo dibayangkan, misalnya tahun sebelumnya hidup dengan istri sebut saja Maya, masa pas tahun baru, pengen hidupnya sama istri yang baru? sebut saja Sophia. Kan gak masuk sama norma-norma hidup kemasyarakatan.
Trus misalnya lagi, tahun sebelumnya hidup dengan berjenis kelamin cowok. Masa nanti pas tahun baru, hidup dengan jenis kelamin yang baru juga? kan gak etis. Kecuali kalo di Thailand, harapannya mungkin beneran jenis kelamin baru.
Menurut penulis pribadi, tahun baru ini mungkin bukan mendapatkan sesuatu yang baru, tapi lebih tepatnya diperbarui, atau bahasa gaulnya "upgrade".
Jadi misalnya nih ya, punya istri namanya Latjuba, tahun berikutnya, namanya diperbarui jadi Latcilukba. Wujudnya juga diperbarui, kalo tadinya cewek, sekarang jadi wanita.
Bagi penulis, tahun 2014 ini berharap supaya sudut pandang dalam melihat masalah itu bisa diperbarui biar lebih peka dan positif. Jadi kalo tahun sebelumnya ketemu masalah trus galau, tahun baru ini kalo ketemu masalah, tetep galau (tapi dikit), trus bikin solusi. Walaupun masalah, tetep bisa diubah jadi berkah. Belajar dari pemulung atau siapapun yang suka mendaur ulang, sampah bisa dijadikan berkah !
SELAMAT TAHUN BARU 2014!!
kata kunci: komik Indonesia, komik strip, komik gono gini, komik tahun baru, berkah, pemulung, sampah, Semarang
Rabu, 25 Desember 2013
Sinterklas Kribo
Sinterklas biasanya rambutnya putih, biar gak mainstream, Sinterklas yang ini rambutnya hitam, kribo pula!!
Jadi kalo Sinterklas biasanya naik kereta yang didorong sama rusa, kalo Sinterklas kribo bakal naik mobil yang udah di upgrade, bisa jungkat-jungkit, speakernya dobel dengan suara menggelegar, sambil nyalain musik hip-hop.
Kalo Sinterklas biasanya pake piyama merah dengan badan yang gede, kalo Sinterklas kribo pakenya tetep piyama merah, tapi kegedean bajunya. Celananya juga melorot-melorot sampe nyentuh tanah. Trus Sinterklas kribo bakal pake atribut blink-blink ala rapper. Pokoknya gaul abis. Cara ngomongnya juga yang pake logat orang negro amerika sana, "yo what's up yo, yo mama so fat, yo man!". Gaul kan?
Biasanya Sinterklas ngasih hadiah buat anak-anak yang kelakuannya baik selama setahun. Kalo Sinterklas kribo, yang dikasih hadiah bukan cuma yang kelakuannya baik, tapi juga yang gak nyanyiin lagu galau cinta-cintaan remaja, gak dengerin lagu-lagu alay, trus juga tontonannya di tv bukan acara da*syat atau Y*S.
Pokoknya Sinterklas kribo ini gaul banget. Sinterklas yang mengikuti perkembangan jaman sekarang. Mengikuti trend jaman sekarang. Gadget dari merk Cina sampe merk planet Jupiter, dia punya semua. Mau produknya apple sampe pohonnya apple, Sinterklas kribo ini punya.
Tak terkalahkan dan tak terdefinisikan. Ibarat karakter dalam film Lord of The Ring, dia ini malah sutradaranya.
Yah, pokoknya gitu deh Sinterklas kribo, Sinterklas kita semua, gak cuma anak-anak yang dikasih hadiah, tapi kakek-nenek yang baru nikah aja juga dikasih.
By the way, sebelum lupa, penulis mengucapkan,
SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU SEMUANYA!!
SEMOGA YANG TERBAIK DEH BUAT KITA SEMUA!!
(ucapan ini disponsori oleh salah satu pemain di Komik Gono Gini, yang bernama Katon. Terima kasih kepada Katon yang telah bersedia memerankan Sinterklas kribo dalam gambar)
Kamis, 28 November 2013
Kembalinya Si Penulis Blog
Setelah sekian lama blog gono gini menganggur, akhirnya muncul secercah harapan. Sepasang tangan dengan jumlah total jari sepuluh, mulai menyentuh keyboard. Segelas susu panas disamping pemilik tangan tersebut mengepulkan asapnya dengan indah, seolah mencari perhatian agar tangan-tangan itu mau menyentuh dirinya. Sesekali tangan-tangan itu tergoda oleh kepulan asap dari susu, namun tetap kembali kepada keyboard. Ketukan demi ketukan, ketikan demi ketikan, dengan malasnya jari-jari di tangan tersebut bergerak. Ketikan yang dihasilkan, tak lain hanyalah untuk mengisi kekosongan yang ada pada blog gono gini.
Ya, pemilik jari, tangan, dan susu tersebut, adalah sang penulis atau admin dari blog gono gini!!!
Ya, dia kembali!!
DIA KEMBALI!!
Namun, kembalinya si penulis, membawa dua berita, berita baik, dan berita buruk..
Berita buruknya, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa blog ini sepi ditelantarkan oleh penulisnya.
Berita baiknya, karna tidak banyak yang tahu, sehingga tidak terkesan ditelantarkan..
Alasan dari penulis atas pertanyaan,"kenapa nggak ngurusin blog setelah sekian lama?" adalah..
"mood nya suka ilang, jadinya males deh".
Kiranya segitu saja presentasi kembalinya si penulis...
Ya, pemilik jari, tangan, dan susu tersebut, adalah sang penulis atau admin dari blog gono gini!!!
Ya, dia kembali!!
DIA KEMBALI!!
Namun, kembalinya si penulis, membawa dua berita, berita baik, dan berita buruk..
Berita buruknya, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa blog ini sepi ditelantarkan oleh penulisnya.
Berita baiknya, karna tidak banyak yang tahu, sehingga tidak terkesan ditelantarkan..
Alasan dari penulis atas pertanyaan,"kenapa nggak ngurusin blog setelah sekian lama?" adalah..
"mood nya suka ilang, jadinya males deh".
Kiranya segitu saja presentasi kembalinya si penulis...
Minggu, 25 Agustus 2013
Nilai of Kehidupan
Waktu masih sekolah atau kuliah, banyak orang yang hanya peduli sama nilai-nilai mata pelajaran yang mereka terima. Apapun dilakuin biar dapet nilai bagus, mulai dari nyontek temen, nyontek buku, sampai nyontek dari google.
Padahal, selain nilai-nilai pelajaran dan nilai perkuliahan, ada yang lebih penting, yaitu nilai kehidupan....
*kemudian langit bercahaya
Padahal, selain nilai-nilai pelajaran dan nilai perkuliahan, ada yang lebih penting, yaitu nilai kehidupan....
*kemudian langit bercahaya
kata kunci: komik Indonesia, komik strip, komik gono gini, nilai mahasiswa
Nilai
Hampir mayoritas orang-orang Indonesia itu sekolah atau kuliah demi mengejar nilai... tapi ada juga yang hanya mengejar ijasah, makanya ada kejadian ijasah palsu...
kata kunci : Komik strip, komik indonesia, komik gono gini, nilai, mahasiswa
kata kunci : Komik strip, komik indonesia, komik gono gini, nilai, mahasiswa
Baru
Sering banget kita hanya peduli untuk memperbarui sesuatu yang tampak "wow". Padahal ada yang lebih penting untuk kita perbarui, yaitu "sikap".
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, baju baru, hati baru
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, baju baru, hati baru
Minggu, 11 Agustus 2013
Sepi
Jadi dulu sempet ikutan komunitas komik gitu di kampus. Suatu ketika ngadain pertemuan di salah satu mall ternama di Semarang, yaitu Citraland. Yang ada dibayangan saat itu adalah, pasti yang dateng banyak. Begitu sampe, ternyata yang datang gak lebih dari lima orang...
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, komunitas komik
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, komunitas komik
Mercon
Udah tahu bahaya, tapi tetep dimainin, itulah mercon. Tapi manusia emang suka cari tantangan. Walau maut membentang, yang penting menantang...
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, mercon, kembang api, tantangan
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, mercon, kembang api, tantangan
Bola Damai
Mau beda pendapat, beda keyakinan, beda sudut pandang, beda isi kantong uang, pokoknya, sepak bola menyatukan dunia...
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, sepak bola, bersatu
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, sepak bola, bersatu
Lembur
Lembur memang lebih bermanfaat daripada begadang. Tapi sekali overdosis, bisa bikin ketagihan...
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, lembur, tugas, xmen
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, lembur, tugas, xmen
Tugas Gila
Menyicil tugas, adalah teknik paling dasar untuk bisa survive dalam kehidupan perkuliahan...
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, tugas, lembur, mahasiswa
Kata kunci: Komik strip, komik Indonesia, komik gono gini, tugas, lembur, mahasiswa
Suatu Ketika
Ini hanya sebagian kecil dari kehidupan mahasiswa Desain Komunikasi Visual. Komik ini dibuat pada saat kumpul bersama komunitas Kobokan, sebuah komunitas komik yang berdomisili di Semarang, terutama Unika.
Pengamen
Semua orang pasti pernah ngerasain lagi makan, tiba-tiba didatangin pengamen. Pengamennya gak cuma satu, kadang malah sampe rombongan datang silir berganti. Anehnya, gitarnya selalu sama walaupun orangnya yang nyanyi beda.
Karya Pameran
Dalam kehidupan mahasiswa DKV (Desain Komunikasi Visual), berkarya adalah satu hal wajib yang memang harus dilakukan. Apalagi kalo bikin karyanya karna ada embel-embel nilai tambah, wajib semakin wajib hukumnya...
Kamis, 08 Agustus 2013
Maaf Maaf
Selamat Lebaran ya buat segenap pengunjung Blog Gono Gini yang secara sengaja maupun tidak sengaja mampir berkunjung. Mohon maaf kalo misalnya jarang ngepost sesuatu, ini semua murni karna rasa malas untuk eksis. Bener-bener murni kayak berlian. Jadi dosa saya sungguh besar sebenarnya..
Rabu, 01 Mei 2013
Album Perdana Tentang Pacaran
Kalo kupu-kupu suka hinggap di bunga,
wajar aja. Kalo lebah suka madu, wajar aja. Kalo cowo suka sama cowo, hajar
aja!! Untung aja aku tidak terlahir sebagai seorang cowo yang suka sama cowo
alias suka sesama jenis, alias maho, manusia homo. Heran juga sebenarnya,
bagaimana mungkin seorang pria yang terlahir sebagai pria lengkap dengan
properti ke pria an nya bisa menyukai pria yang terlahir sebagai pria lengkap
dengan properti ke pria an nya juga. Pada dasarnya pria itu berpasangan dengan
wanita, bahkan manusia purba pun tahu hal ini, meski mereka belum bisa baca
tulis, apalagi maen PS. Untuk itulah, sebagai wujud dalam rangka sebagaimana
mestinya seorang pria, maka aku akan mewujudkannya dengan pacaran bersama
seorang wanita atau perempuan tulen.
Bisa dibilang ini adalah album perdana
dalam kehidupanku tentang berpacaran. Sebelumnya pernah nembak cewek,tapi gagal
dan ditolak matang-matang. Maka dari itu sekali lagi akan kubuktikan bahwasanya
aku juga bisa berpacaran (untuk sepersekian minggu, hal-hal mengenai pelajaran
jadi urutan nomor dua).
Sebagaimana mestinya dalam berpacaran,
tahap awal adalah mencari mangsa yang tepat,terutama wanita tulen (ekstra
hati-hati dengan jebakan maho). Kemudian tahap pedekate, lalu tembak deh dengan
senjata revolver kaliber 9 mm. Tapi karena niatnya cuma pengen pacaran, tahap
pedekate pun di skip dan langsung pada tahap penembakan. Target utama sebut
saja Diah (nama tidak disamarkan). Dengan secarik kertas kutuliskan kata-kata
mutiara yang bermakna,”mau nggak jadi pacarku?”.
Surat pun dikirimkan dari tangan ke tangan, dari hati ke hati (waktu itu hape belum booming dikalangan anak smp kelas 1, apalagi sms, facebook, twitter). Dengan kecepatan 500 mb per sekon, pesan langsung dibalas. Aku lupa waktu itu balesnya pake surat juga atau bahasa isyarat, yang jelas intinya adalah...
DITOLAK
Surat pun dikirimkan dari tangan ke tangan, dari hati ke hati (waktu itu hape belum booming dikalangan anak smp kelas 1, apalagi sms, facebook, twitter). Dengan kecepatan 500 mb per sekon, pesan langsung dibalas. Aku lupa waktu itu balesnya pake surat juga atau bahasa isyarat, yang jelas intinya adalah...
DITOLAK
Ini merupakan kedua kalinya aku
ditolak. Dengan melakukan meditasi di gunung krakatau, aku melakukan
instropeksi diri disertai dengan push up dan sit up. Apa sebenarnya yang
membuat diriku ditolak? Apa jangan-jangan ada yang menfitnah bahwa aku adalah
homo?? Sungguh sukar dipercaya kalo ada yang menfitnah homo.
Hari demi hari kulalui tanpa mengingat
penolakan tersebut (dan entah mengapa pelajaran masih tetap diurutan kedua). Hari pertama masih down. Hari kedua
makin down. Hari ketiga tambah down lagi. Kemudian hari keempat, lima , dst, down worry be
happy. Tepat seminggu setelahnya, hal itu menjadi terlupakan.
Dengan planning awal akan meneruskan
kegiatan sehari-hari (hal-hal tentang pelajaran menjadi urutan ketiga), aku
berjalan menyongsong matahari. Semua berjalan normal hingga di pagi yang bolong
itu, temen-temennya Diah seakan-akan menyorak-nyoraki. Naluri detektifku
beraksi, apa yang terjadi gerangan? Namaku pun dipanggil mereka dan aku datang
menghampiri para wanita histeris ini.
Aku lupa gimana kejadiannya, yang jelas, Diah telah mengetahui kebenaran tentang diriku, bahwa aku bukanlah homo, aku adalah pria diantara pria (man of the man). Dia pun memintaku untuk jadi pacarnya. Sebenarnya aku pengen nolak,untuk mempertahankan kadar keren dalam tubuhku. Dengan sigap kujawab,
Aku lupa gimana kejadiannya, yang jelas, Diah telah mengetahui kebenaran tentang diriku, bahwa aku bukanlah homo, aku adalah pria diantara pria (man of the man). Dia pun memintaku untuk jadi pacarnya. Sebenarnya aku pengen nolak,untuk mempertahankan kadar keren dalam tubuhku. Dengan sigap kujawab,
”iya, aku mau.”
Sejak saat itu gelar kejombloanku lepas.
Sejak saat itu gelar kejombloanku lepas.
Kembali lagi kulalui hari demi hari,
namun kali ini dengan status in a relationship. Karena masih kecil imut-imut dan
polos, aku tak tau bagaimana cara berpacaran yang baik dan benar. Tiap ketemu
sama sang pacar,yang ada malah malu-malu kucing dan ngumpet gak jelas. Status
pacaran hanya bikin jarak semakin jauh. Aku mikir,apa enaknya pacaran? Apa
bedanya pacaran sama musuhan, kalo endingnya cuma saling menghindar gini??
Kalopun ngobrol paling cuma sebentar (dan topiknya benar-benar gak mutu).
Aku pun kembali berpikir untuk
mengambil gelar kejombloanku. Namun karena masih kecil imut-imut, aku juga gak
tau gimana caranya putus. Sampai tiba hari itu, hari dimana aku merebut kembali
gelar kejombloanku.
Disiang hari sebelum pukul 12 siang.
Pelajaran sedang berlangsung. Diah disuruh maju,bersama beberapa temen-temen
kelas. Kebetulan Diah berdirinya dideket temenku cowo namanya Bagus.
Salah satu temanku berkata,
”wis, jangan cemburu ya wis,biasa aja.”
sambil ngipas-ngipasin.
Momen pengipasan itu sempat aku nikmati
beberapa sekon, lalu kujawab,
”kan kita uda putus,hhahahhah...”
”yang bener wis?? Masa gara-gara berdiri sebelahan gitu langsung putus?”
”ya enggak lah.”
kemudian Diah dan temen-temenku yang tadi maju langsung duduk. Temenku yang tadi ngipas-ngipasin langsung nanya ke Diah (kebetulan duduknya deket),
”eh, kamu uda putus ya?”
trus aku kasih aba-aba ke Diah, mengedipkan mata,lalu dia jawab,
”iya kok,udah putus.”
temenku tadi masih ngira ini semua adalah permainan kotor belaka.
temenku tadi masih ngira ini semua adalah permainan kotor belaka.
Pas pulang sekolah, Diah nanya,
”emang kita putus ya??”
Dengan wajah tanpa dosa, aku jawab,
”iya putus.”
trus langsung kabur tanpa tanggung
jawab.
Selasa, 23 April 2013
Oii, Adiknya Hendrik
Alkisah pas misi mencari tanda
tangan anggota OSIS, bersama teman-teman
yang baru dimasukkan dalam daftar “best pal”, kita semua berkeliling
sekolah, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah, bersamudera,
bersama teman, semuanya...
Mulai
dari komplek anak kelas 2 A sampai kelas 3 G, semua dijelajahi. Kebetulan
kakakku yang bernama Heinrich (dalam bahasa Indonesia menjadi Hendrik) juga
berguru di SMP 21. Dan ketika berada di komplek kelas 3, muncullah sesosok dua
sosok tiga sosok, yang berkata, “oi, ada adiknya Hendrik!!”. Bisa ditebak,
suara itu muncul dari penggemarku.
Kata-kata,”oi, ada
adiknya Hendrik!!” ternyata masih tetap berlangsung bahkan sampai MOS berakhir.
Aku pun sempat menambah MOS menjadi seminggu, namun kata-kata,”oi, ada adiknya
Hendrik!!” tidak sirna jua. Tiap lewat komplek anak kelas 3, atau bertemu
dengan anak kelas 3 di kantin, atau bahkan berpapasan dengan anak kelas 3 di wc
saat menerima panggilan power ranger, kata-kata itu tetap terlontar sejauh 5
meter panjangnya.
Karena
masalah ini, namaku menjadi lenyap ditelan kata-kata,”oi, ada adiknya
Hendrik!!” dikalangan anak kelas 3, dimana seharusnya aku dipanggil ”oi, ada si
tampan!!”. Hal ini juga membuat nama kakakku semakin melambung tinggi di
angkasa, sementara aku semakin ditelan dan dikunyah.
Otakku
yang tadinya bermalas-malasan sekarang mulai berputar lagi. Selain mikirin buat
pelajaran, aku juga mikirin, bagaimana caranya menghilangkan budaya panggilan
seperti itu. Beberapa ide buat mencari nama pun muncul, seperti membajak
kantin, mengebom wc, meneror ruang kepala sekolah, dan lain-lain. Tapi hanya
satu yang memungkinkan, yaitu mengubah gaya rambut !!!
Sebuah cara
mengubah style diri dengan menata rambut sedemikian rupa menyerupai artis tak
dikenal. Terinspirasi dengan gaya rambut temanku, Firman, yang juga seperti
rambutnya Tintin, yaitu bergaya jambul. Dengan mengobrak abrik bagian poni, dan
menatanya keatas bagai tanduk macan (pada adegan ini, tampak jelas jidatku yang
lebar terbang ke angkasa). Setelah 40
hari 40 malam berpuasa, akhirnya tatanan rambut ala Tintin beraksi, bagai
gorilla di daun talas. Dengan langkah tegap maju jalan, bersama teman-teman
sehati dan sejiwa, melewati kawasan anak kelas 3. Beberapa teman kakakku ada
yang mengawasi dengan seksama dan tersilaukan oleh kemilau cahaya jidatku yang
lebarnya minta ampun, dan kemudian seperti orang yang melihat cahaya keabadian,
mereka berkata,”oi, ada adiknya Hendrik!!”.
Misi pun gagal dan kasus ditutup.
Otakku
kembali berpikir,sebenarnya ada apa gerangan yang menyebabkan adanya panggilan
seperti itu. Apakah karna nama Louis kurang populer atau nama Hendrik lebih
populer, hanya Tuhan yang tahu. Setelah mencari dan berpikir dengan seksama,
akhirnya lampu neon menyala. Bukan masalah nama mana yang populer, tetapi
karena keberadaan kakakku yang populer. Bahkan keberadaanku menjadi dikenal
karena kakakku, walaupun dengan sebutan, “adiknya Hendrik”. Dan sepertinya
tidak ada masalah dengan sebutan itu, setidaknya teman dan guruku tidak
menyebut begitu, tetapi dengan sebutan “si bodoh”.
Kelak
suatu saat di masa mendatang, dimanapun aku berada, baik di wc ketika menerima
panggilan power ranger, atau mungkin di kamar mandi ketika menerima panggilan
alam, kalau ada temennya Hendrik, pasti aku dipanggil,”oi, adiknya Hendrik!!”
Minggu, 03 Maret 2013
Bapak Bervolume Besar
Suatu malam, saya bersama kakak saya yang pertama nongkrong
di sebuah warteg terkenal yang bernama KFC. Layaknya anak muda biasa yang
nongkrong sambil hotspot-an, saya tidak melakukan hal yang mencurigakan dan
menarik perhatian. Namun entah kenapa, ada yang melakukan hal tersebut. Tanpa
basa basi, orang berjenis kelamin pria dan udah bapak-bapak itu ngobrol
ditelepon sambil mengeraskan suara. Bayangin harimau yang mengaum, nah
kira-kira suaranya setengah dari itu.
Saking kerasnya
suara bapak itu, kakak saya yang pake earphone sampai denger. Gelombang suara
yang dihasilkan bapak itu mampu menembus renyahnya ayam KFC pelanggan lain.
Bahkan lagu yang udah di siapkan oleh pihak KFC aja sampau kalah suaranya.
Sambil dengerin
suara bapak itu, saya mencoba mencerna makanan diperut dan mencerna situasi,
sekiranya apa yang membuat bapak itu mengeluarkan gelombang suara yang dahsyat.
Saya mulai menganalisa pakaian bapak tersebut. Dari model fashion yang dipakai,
kemungkinan bapak ini adalah mandor (kepala) pekerja bangunan, atau bahkan
pekerja bangunan itu sendiri. Model handphone yang dipakai bukan tipe
touchscreen, jadi kemungkinan pendapatan bapak ini kurang dari 5 miliar per
bulan. Dan terakhir, bahan obrolan bapak itu seputar proyek, entah proyek apa,
namun sepertinya berkaitan dengan jual beli.
Setahu saya,
pembicaraan ditelepon dengan volume suara 20% aja udah bisa didengar. Tapi
bapak ini volumenya sampe 300%. Wajar aja sih sebenarnya kalo volume 300% pas telepon, selama itu
lingkupnya masih dirumah. Lalu saya mencoba mencocokan dengan hasil analisa
sebelumnya tadi, bahwa tipe orang seperti bapak bervolume besar itu lahirnya
bukan dipusat kota. Kemungkinan besar bapak ini lahir didaerah yang masih
alami, belum banyak bangunan tingkat 10. Karena lingkungannya yang masih alami,
bapak ini terbiasa berbicara dengan suara yang keras. Bisa dikatakan bahwa
lingkungan masa kecil bapak ini ada di pedesaan.
Kehidupan
di pedesaan sendiri sangat akrab, dekat dengan tetangga sekitar, gotong royong,
dan berbagai info lainnya yang umumnya kita ketahui. Karna sangat akrab,
kemungkinan permasalahan satu warga di desa itu bisa diketahui oleh seluruh
warga desa lainnya. Mirip-mirip
sama gosip di infotainmen yang sering dibicarain ibu-ibu gitu.
Lingkungan yang
seperti itu membuat si bapak bervolume besar terbiasa dengan volume yang besar,
karna tidak ada permasalahan yang pribadi, adanya permasalahan bersama. Jadi
kalo ngomongin masalah, mau pribadi, mau umum, tetep bervolume besar. Beda sama
kehidupan orang perkotaan yang menganggap masalah pribadi adalah urusan
pribadi, jadi harus dipecahkan sendiri. Kecuali kalo masalah itu udah diliput
media.
Makanya kita
sering lihat orang perkotaan pas nerima telepon, kadang minta ijin keluar, agar
lebih privat. Kalo si bapak bervolume besar ini, enggak perlu ijin keluar,
langsung angkat, dan katakan dengan lantang ”HALO!!!?”, siapapun orang
disekitarnya.
(postingan ini
ditulis setelah bapak bervolume besar tadi sudah pulang)
Langganan:
Postingan (Atom)